MATA INDONESIA, JAKARTA-Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Ikhsan Ingratubun mengatakan saat ini UMKM di Indonesia sudah mulai bangkit meski belum pulih seratus persen di masa pandemi covid-19.
Hal itu berkat adanya inisiatif dari pemerintah yang mengagas program PEN yang dinilai sangat tepat dalam membantu pengusaha mikro yang pada saat pandemi kesulitan modal untuk bertahan.
“Banyak dari mereka sudah beralih ke digital. Hal itu dilakukan agar mereka bisa bertahan di masa pandemi ini,” ujarnya.
Menurutnya, selain pengusaha mikro, ada tipikal UMKM yang tidak mampu membayar hutangnya, yang akhirnya diberikan keringanan pembayaran suku bunga kredit, bahkan bunganya didiskon 50 persen lewat kebijakan pemerintah.
“Untuk UMKM yang mampu bertahan di masa pandemi diberikan KUR yang sangat membantu mereka untuk bertransformasi,” katanya.
Diketahui, Pemerintah merespons pandemi ini dengan memberikan bantuan modal kerja, subsidi kredit UMKM, hingga relaksasi bunga kredit perbankan demi mempertahankan sektor UMKM.
Tidak hanya dari sisi suplainya, pemerintah juga mendorong sisi permintaan agar pengusaha UMKM terus menggeliatkan usahanya meski masih dalam pandemi.
Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, Fiki Satari menyampaikan bahwa dari survei beberapa pihak, khususnya survei yang mengkaji dampak program pemulihan ekonomi nasional (PEN) terhadap UMKM, seperti yang dirilis Lembaga Demografi FEB UI, menunjukkan 99 persen UMKM sudah mendaftar dan menerima bantuan pemerintah.
“Lalu mayoritasnya membelanjakan bantuan tersebut untuk membeli bahan baku dan barang modal,” ujarnya.
Bantuan Presiden (Banpres) Produktif Usaha Mikro hingga saat ini sudah tersalurkan mencapai 9,8 juta usaha mikro atau setara dengan Rp11,76 triliun.
Jumlah tersebut mencapai 77 persen dari pagu anggaran yang totalnya sejumlah Rp 16,36 triliun. Banpres Produktif tahap kedua akan kembali dibuka pada Juni ini dengan menyasar 3 juta usaha mikro.
Kemenkop UKM juga tengah mengkaji pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) bagi UMKM unggulan untuk bisa mendapatkan kredit hingga Rp20 miliar supaya UMKM Indonesia bersaing di kancah global.