Profil Dante Saksono, Dokter Ahli Diabetes yang Ditunjuk Jadi Wamenkes

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dante Saksono Harbuwono dipercaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) mendampingi Budi Gunadi Sadikin.

Dante resmi dilantik Jokowi di Istana Negara, Rabu 23 Desember 2020 pagi WIB. Dia akan mendampingi Menteri Kesehatan baru, Budi Gunadi Sadikin yang menggantikan Terawan Agus Putranto.

Dante merupakan seorang Dokter Spesialis Kelenjar (Endokrinologi). Pria kelahiran 23 Maret 1973 ini, berpraktek di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading. Sebagai seorang Dokter Spesialis Endokrin, beliau memberikan berbagai layanan Konsultasi Penyakit Dalam dengan Subspesialis Endokrinologi.

Dante lulusan pendidikan Kedokteran Umum Universitas Indonesia pada tahun 1997. Beliau menamatkan pendidikan Spesialis Penyakit Dalam di universitas yang sama pada tahun 2004. Dante meraih gelar PhD stelah menyelesaikan pendidikan di bidang Molecular Diabetes di University of Yamanashi, Jepang.

Pria berusia 47 tahun ini bergabung di Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Kolegium Persatuan endokrinologi Indonesia (PERKENI), Sekje Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dan Komnas BPOM.

Kariernya di dunia kedokteran tergolong cemerlang. Beberapa jabatan penting dan penghargaan pernah diraihnya. Dante pernah menjadi dokter kepresidenan Republik Indonesia, Ketua Divisi Metabolik Endokrin FKUI, Kepala Pusat Diabetes di Paviliun Kencana FKUI, Dokter spesialis di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Dokter spesialis di RS MMC Kuningan dan Dokter spesialis di RS Royal Progress Sunter.

Dante juga pernah meraih penghargaan Tajima Awards dari Epidemiologi Diabetes Japan (2013) dan Takeda Science Foundation Awards dari Takeda Japan (2013).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini