Profesor Sejarah Prediksi Trump Bakal Kalah di Pilpres AS

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Seorang profesor sejarah, Lichtman memprediksi bahwa Presiden Amerika saat ini Donald Trump bakal kehilangan Gedung putih tahun ini.

Bukan tanpa alasan, prediksi dirinya dinilai akurat dan itu terbukti saat pemilu presiden Amerika Serikat Ronald Reagen kembali memenangkan pilpres AS pada 1984 dengan “13 sistem kunci”.

Kini Lichtman dengan “13 kunci penentu” siap memprediksi pilpres 2020. Dalam wawancara dengan stasiun televisi CNN, Lichtman yakin dengan jawabannya.

Prediksi Lichtman berdasarkan model “13 kunci” dalam sistem penentu, termasuk faktor-faktor seperti ekonomi, jabatan, kerusuhan sosial, skandal, dan juga kharisma personal kandidat.

“Rahasianya adalah terus mencermati gambaran besar dari kekuatan sang petahana dan kinerjanya. Jangan perhatikan survei, para pengamat, dan kampanye harian. Dan itulah kunci-kunci tolak ukurnya,” ujar Lichtman, Senin 10 Agustus 2020.

Ketika ditanya apakah model kuncinya bisa memprediksi sesuatu yang lain seperti pandemi Covid-19, Lichman masih tetap percaya diri.

Menurutnya, jika menilik sejarah masa lalu dan prediksi masa depan, faktor-faktor kunci ini sudah ada sejak 1860. Jadi sistem kunci ini sudah mapan, sehingag dirinya tidak meragukan faktor-faktor kunci ini.

“Faktor-faktor ini sudah melalui berbagai perubahan besar dalam politik kita, ekonomi, demokrasi kita. Jangan meragukan faktor-faktor kunci ini,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini