MATA INDONESIA, JAKARTA – Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid19 dari Universitas Padjadjaran Bandung, Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr.,Sp.A (K), M.M., menyebut vaksin dari Sinovac Cina lebih aman dibandingkan vaksin AstraZeneca yang dikembangkan di Inggris.
Menurut Kusnandi, efektivitas uji klinis fase I dan II vaksin tersebut cukup baik, sehingga Indonesia bersama beberapa negara lainnya seperti Brasil, India dan Bangladesh tinggal melakukan uji klinis fase 3.
Tingkat keamanan vaksin Sinovac itu karena menggunakan virus yang sudah dimatikan. Sedangkan AstraZeneca dasarnya virus yang masih hidup.
Akibatnya, saat kondisi tubuh relawan ‘tidak pas’ dengan vaksin tersebut bisa menimbulkan efek samping seperti terinfeksi Covid19. Peristiwa itu sempat mengguncang Inggris beberapa hari lalu dan uji klinis itu dihentikan.
Sedangkan vaksin asal Sinovac sangat kecil peluangnya menimbulkan penyakit karena bahan dasarnya virus yang sudah dimatikan. Meski demikian, vaksin ini memiliki imunogenitas yang kurang baik.
“Sehingga, pada uji klinis di Indonesia ini kita melakukan 2 kali penyuntikan dengan jarak 14 hari kepada relawan,” ujar Kusnandi saat melakukan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-63 Universitas Padjadjaran di Bandung.
Prof. Kusnandi menegaskan bahwa tim uji klinis vaksin Covid-19 di Unpad mengikutsertakan banyak ahli kedokteran dan penasehat medis. Total ada 102 tim medis yang ikut serta.