Prihatin, Lebih dari Seperempat Penduduk Sri Lanka Alami Kelaparan Akut

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Lebih dari seperempat penduduk Sri Lanka kini harus menghadapi kelaparan karena mereka sulit mengakses makanan pokok.

Dalam beberapa bulan terakhir antrean orang lapar semakin panjang di dapur badan-badan amal negara pulau tersebut.

Tetapi itupun tidak cukup sehingga Direktur Nasional di Voice for Voiceless Foundation, Moses Akash mengatakan harus memulangkan beberapa orang, padahal sudah menyajikan lebih dari 300 porsi makanan pokok.

Padahal dia sudah membuka 12 dapur umum di bulan Juni, namun semakin banyak orang miskin yang lapar di negeri dengan inflasi tak terkendali itu.

Seluruh dapur Akash itu memiliki kapasitas harian hingga sekitar 1.800 orang.

Seperti dilaporkan VOA, banyak orang mulai putus asa karena tidak bisa mengakses makanan pokok setiap hari.

Itu disebabkan inflasi makanan di Sri Lanka mencapai 90 persen bulan lalu, sehingga harganya naik menggila.

Begitu juga harga bahan bakar gas yang meroket setiap hari, tetapi stoknya amat sangat terbatas.

Di sisi lain banyak orang tidak lagi memiliki penghasilan karena kehilangan pekerjaan akibat hancurnya ekonomi Sri Lanka.

Belum lagi krisis bahan bakar membuat bahan makanan sulit didistribusikan dengan merata.

Banyak dari mereka terpaksa mengurangi jumlah makannya, bahkan ada yang hanya sekali makan dalam satu hari.

Direktur World Food Program Sri Lanka, Abdur Rahim Siddiqui, mengatakan 70 persen anak-anak Sri Lanka mengalami stunting bahkan sebelum pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi meletus saat ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini