Presiden Moon Jae In Janjikan Rekonsiliasi dengan Korea Utara

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEOUL – Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in berjanji untuk memanfaatkan momen terakhirnya sebagai presiden untuk menekan terobosan diplomatik demi terciptanya rekonsiliasi dengan negara tetangga, Korea Utara.

Meskipun ada keheningan dari pihak Pyongyang atas upayanya untuk deklarasi perdamaian antara kedua Korea. Terlepas dari hal itu, Presiden Moon akan bekerja keras mewujudkan impiannya.

“Pemerintah akan mengejar normalisasi hubungan antar-Korea dan jalan perdamaian yang tidak dapat diubah sampai akhir,” kata Presiden Moon dalam pidato Tahun Baru terakhirnya sebelum masa jabatan lima tahunnya berakhir pada Mei.

“Saya berharap upaya dialog akan berlanjut di pemerintahan berikutnya juga,” sambungnya, melansir Reuters, Senin, 3 Januari 2022.

Sementara itu, dalam pidati Malam Tahun Baru, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un tidak menanggapi seruan rekonsiliasi yang digemakan Presiden Moon – yang secara resmi mengakhiri Perang Korea 1950-1953, atau pembicaraan mengenai denuklirisasi yang terhenti dengan Amerika Serikat (AS).

Presiden Moon sempat mengadakan beberapa pertemuan puncak dengan Kim, termasuk sekali di Pyongyang.

Orang nomor satu di Negeri Ginseng itu juga mendorong deklarasi akhir perang sebagai cara untuk memulai kembali negosiasi yang tersendat. Namun Korea Utara belum secara terbuka menanggapi desakan terbaru itu.

“Memang benar bahwa jalan masih panjang,” sambung Presiden Moon, menambahkan bahwa jika hubungan antar-Korea membaik, maka masyarakat internasional akan secara otomatis mengikuti.

“Perdamaian mungkin terjadi pada keamanan yang kuat,” katanya.

Pandemi Covid-19 juga membayangi kebuntuan dengan Korea Utara, ketika Pyongyang menempatkan negara itu ke dalam penguncian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sementara Moon menghadapi tekanan domestik untuk meredam wabah virus corona besar pertama di luar Cina pada awal 2020.

Sejak itu, Korea Selatan menggunakan pelacakan dan penelusuran yang agresif, serta aturan jarak sosial dan kampanye vaksinasi untuk menjaga keseluruhan kasus Covid-19 dan kematian relatif rendah menurut standar global.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini