MINEWS.ID, LAMPUNG – Dua hari lalu Presiden Jokowi naik KRL di jam pulang kerja dan hari ini dia menjadi paham masalah transportasi urban tersebut. Kini dia sudah memiliki solusi untuk masalah itu.
Presiden sepakat dengan usulan warga untuk menambah gerbong atau menambah rangkaian kereta.
Tetapi dia juga menghitung, dengan menambah kereta maka sejumlah persimpangan tidak bisa dibuka.
Alasannya saat ini jarak antar rangkaian kereta sudah 10 menit pada jam sibuk. Jika menambah kereta berarti jarak itu menjadi lima menit sekali. Hal itu akan membuat pintu persimpangan kereta tidak bisa dibuka lama atau ditutup sama sekali.
Jadi presiden menyimpulkan jalan keluar satu-satunya adalah kereta layang atau elevated.
“Itu saja. Memang biayanya besar tapi tidak ada jalan selain itu,” ujar Presiden.
Dengan elevated rail, Presiden menegaskan pengelola transportasi massal itu bisa mengatur jarak antarrangkaian atau headway lebih sering lagi tanpa merugikan pengguna jalan raya.
Jokowi menegaskan kehadiran transportasi massal di DKI Jakarta saat ini sebenarnya sudah terlambat. Itulah alasan segera dibangun light rail transit (LRT) maupun mass rapid transport (MRT).