MATA INDONESIA, JAKARTA – Presiden Iran, Hassan Rouhani menegaskan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih harus “menebus dosa” yang dilakukan Presiden AS sebelumnya, Donald Trump.
Joe Biden memenangkan Pemilihan Presiden AS dan akan menjadi Presiden AS ke-46 usai memenangkan suara elektoral yang menembus angka 270. Kejutan terjadi ketika Biden berhasil merebut Pennsylvania –wilayah yang diprediksi akan dimenangkan sang petahana, Trump.
“Kebijakan Trump yang merusak telah ditentang oleh rakyat Amerika. Pemerintah AS berikutnya harus menggunakan kesempatan untuk menebus kesalahan di masa lalu,” kata Presiden Iran, Hassan Rouhani, melansir Reuters, Senin, 9 November 2020.
“Iran menyukai interaksi konstruktif dengan dunia,” sambungnya.
Biden berjanji untuk kembali bergabung dengan Perjanjian Nuklir Iran 2015 dengan enam kekuatan dunia lainnya, yakni Inggris, Cina, Prancis, Jerman, Rusia, dan Uni Eropa, dengan satu syarat Iran juga harus berjanji mematuhi peraturan tersebut.
Sementara Presiden Donald Trump memutuskan untuk menarik AS dari kesepakatan tersebut pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan perekonomian Iran.
Sebagai pembalasan, Teheran secara bertahap mengurangi komitmennya terhadap Perjanjian Nuklir 2015. Tetapi para pemimpin ulama Iran mengatakan, langkah-langkah tersebut dapat dibatalkan bila kepentingan Teheran dihormati.
“Perlawanan heroic rakyat Iran membuktikan bahwa kebijakan tekanan maksimum pasti akan gagal,” tuntas sang Presiden.