MATA INDONESIA, JAKARTA –Kekaisaran Jepang resmi mengumumkan Putra Mahkota Akishino sebagai pewaris takhta pertama. Ini menjadi hal terakhir dari serangkaian upacara setelah kakak laki-lakinya, Kaisar Naruhito dinobatkan sebagai Raja tahun lalu –menggantikan peran sang ayah yang turun takhta.
Upacara sehari penuh seharusnya diadakan pada April lalu, akan tetapi mengalami penundaan lantaran virus corona. Upacara tak jua terealisasikan akibat, pandemi virus corona kian serius dan mengalami peningkatan. Jepang sejatinya lolos dari pendemi eksplosif yang terliaht di banyak negara lain.
Sebagai catatan, di bawah hukum di Negeri Sakura, hanya laki-laki yang berhak mewarisi takhta kerajaan, sehingga satu-satunya keturunan Kaisar Naruhito, yakni Putri Aiko yang berusia 18 tahun tidak berhak atas tahta tersebut.
Langkah untuk mengamandemen undang-undang pun kehilangan semangat mana kala istri Akishino melahirkan seorang putra yang bernama Hisahito tahun 2006.
“Saya begitu merenungkan tanggung jawab Putra Mahkota dan akan melaksanakan tugas saya,” ucap Akishino dengan balutan jubah berwarna orange di hadapan para hadirin yang mengenakan masker, melansir Reuters, Senin, 9 November 2020.
Akishino saat ini berusia 54 tahun dan merupakan satu dari tiga pewaris takhta bersama dengan Hisahito yang baru berusia 14 tahun, serta Pangeran Hitachi yang telah berusia 84 tahun.
Pengeran Hitachi sendiri adalah adik dari Kaisar Emeritus Akihito yang tahun lalu mengundurkan diri dalam pelepasan kekaisaran pertama Jepang dalam dua abad.
Perubahan pada undang-undang suksesi merupakan kutukan untuk kaum konservatif, tetapi perdebatan mengenai bagaimana memastikan suksesi yang stabil kemungkinan akan meningkat.
Salah satu pilihannya adalah mengizinkan perempuan, termasuk dua kakak perempuan Aiko dan Hisahito mempertahankan status kekaisaran mereka setelah menikah juga mewarisi atau memberikan takhta kepada anak-anak mereka.