PPKM Diperpanjang, Ini Aturan Baru Beribadah di Masjid dan Tempat Ibadah

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Gaes, bagi kalian yang sudah lama tidak melakukan Ibadah Jumat di Masjid, ini ada kabar baik.

Kementerian Agama (Kemenag) baru saja menerbitkan surat edaran mengenai pelaksanaan kegiatan peribadatan atau keagamaan di tempat ibadah pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM.

”SE ini diterbitkan dalam rangka mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Kamis, 13 Agustus 2021.

Ada tiga hal pokok yang diatur dalam edaran ini, yaitu tempat ibadah, pengelola tempat ibadah, dan jemaah.

1. Tempat Ibadah

Nah, Masjid dan tempat ibadah di wilayah Jawa-Bali dengan kriteria level 4 dan 3 dapat mengadakan kegiatan beribadah berjemaah selama masa PPPKM, dengan jumlah jemaah maksimal 25 persen dari kapasitas atau paling banyak 20 orang dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Sedangkan pada level 2, tempat ibadah dapat mengadakan kegiatan berjemaah paling banyak 50 persen dari kapasitas atau paling banyak 50 jemaah.

Tempat ibadah di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua dengan kriteria level 4 dapat mengadakan kegiatan peribadatan berjemaah dengan jumlah jemaah paling banyak 25 persen dari kapasitas atau paling banyak 30 orang. Namun lebih dioptimalkan pelaksanaan kegiatan peribadatan atau keagamaan di rumah.

Tempat ibadah yang berada di lingkungan RT Zona Merah, dengan kriteria jika terdapat lebih dari 5 rumah dengan kasus konfirmasi positif selama 7 hari terakhir di kabupaten/kota dengan kriteria level 2 dan 1, tidak mengadakan kegiatan peribadatan berjamaah sementara waktu sampai wilayah tidak lagi dinyatakan Zona Merah.

Masjid dan tempat ibadah yang berada di kabupaten/kota di wilayah dengan kriteria level 3, dapat mengadakan kegiatan peribadatan berjemaah selama PPKM dengan jumlah paling banyak 25 persen dari kapasitas atau paling banyak 50 orang.

Tempat ibadah yang berada di kabupaten/kota dengan kriteria Level 2 dan 1 Zona Hijau, kegiatan peribadatan dapat dilakukan dengan jumlah jemaah paling banyak 75 persen dari kapasitas dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat. Untuk Zona Kuning, jumlah jemaah paling banyak 50 persen, Zona Oranye dan Zona Merah jumlah jemaah maksimal 25 persen.

2. Pengurus dan Pengelola Tempat Ibadah

Pengurus dan pengelola tempat ibadah wajib menyediakan petugas untuk menginformasikan serta mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh untuk setiap jamaah menggunakan thermogun, menyediakan hand sanitizer dan sarana mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir.

Kemudian menyediakan cadangan masker medis, melarang jemaah dengan kondisi tidak sehat mengikuti pelaksanaan kegiatan peribadatan, mengatur jarak antarjemaah paling dekat 1 meter dengan memberi tanda khusus pada lantai, halaman atau kursi.

Tidak menjalankan atau mengedarkan kotak amal ke jemaah, mengatur akses keluar dan masuk jemaah agar tidak ada kerumunan, melakukan disinfeksi ruangan pelaksanaan kegiatan peribadatan, memastikan tempat ibadah memiliki ventilasi udara yang baik dan sinar matahari dapat masuk. Melaksanakan kegiatan peribadatan paling lama 1 jam, memastikan pelaksanaan kutbah atau ceramah wajib memenuhi ketentuan memakai masker dan pelindung wajah, kutbah dengan durasi paling lama 15 menit, dan mengingatkan jemaah untuk menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan.

3. Jemaah

Jemaah menggunakan masker dengan baik dan benar, menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan air mengalir atau hand sanitizer. Menjaga jarak dengan jemaah lain paling dekat 1 meter. Dalam kondisi sehat, tidak sedang menjalani isolasi mandiri. Paling utama membawa perlengkapan peribadatan masing-masing, menghindari kontak fisik atau bersalaman. Tidak baru kembali dari perjalanan luar daerah, yang berusia 60 tahun ke atas dan ibu hamil atau menyusui disarankan beribadah di rumah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini