MATA INDONESIA, SEOUL – Badan intelijen Israel, Mossad menyebut Presiden Iran terpilih, Ebrahim Raisi sebagai sosok dengan gangguan mental. Statement tersebut disampaikan Mossad dalam sebuah berkas yang diberikan kepada Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA William Burns.
Para pejabat tidak memberikan rincian agenda pembicaraan Burns di Israel. Namun, situs berita Walla melaporkan, kepala CIA itu berencana untuk bertemu dengan Perdana Menteri Naftali Bennett, kepala agen mata-mata Mossad, David Barnea, dan tokoh intelijen senior lainnya.
Selama pertemuan dengan Barnea, pejabat Mossad memberi Burns informasi yang dimaksudkan untuk menunjukkan kepada Presiden Iran terpilih, Ebrahim Raisi sebagai sosok yang tidak dapat dipercaya dan tidak mampu menegosiasikan kesepakatan nuklir baru atau berpegang teguh pada komitmennya.
Berdasarkan laporan Channel 12, Barnea memberi Burns berkas tentang Raisi – seorang ulama ultrakonservatif yang menggantikan posisi Hassan Rouhani, yang menggambarkannya sebagai orang yang sangat ekstrem, kejam, korup, dan tidak stabil.
“Mossad menggambarkannya sebagai seseorang dengan gangguan mental,” klaim saluran itu dalam laporan tanpa sumber, melansir Times of Israel.
Raisi, mantan kepala peradilan garis keras yang merupakan pilihan Pemimpin Tertinggi, Ayatullah Ali Khamenei, telah dituduh memerintahkan eksekusi ribuan tahanan menjelang akhir perang Iran-Irak tahun 1988.
Raisi mengambil alih posisi Hassan Rouhani – seorang relatif moderat yang menyetujui kesepakatan penting tahun 2015 yang mengekang kegiatan nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.
Presiden AS Joe Biden berusaha untuk bergabung kembali dengan Pakta Nuklir Iran 2015 setelah mantan Presiden Donald Trump menarik diri tahun 2018. Sementara Israel menentang kesepakatan tersebut.
Kunjungan Burns terjadi di tengah apa yang oleh para analis disebut “perang bayangan” yang telah melihat serentetan serangan terhadap fasilitas di Iran dan kapal-kapal maritim yang terkait dengan Israel.
Bulan lalu, MT Mercer Street, sebuah kapal tanker produk minyak yang dioperasikan oleh maritim Zodiac yang dikendalikan Israel, diserang oleh pesawat tak berawak di lepas pantai Oman, menewaskan dua anggota awak – seorang warga Inggris dan seorang Rumania.
Para menteri luar negeri G7 menuding Iran sebagai dalang di balik serangan tersebut. Tudingan tersebut diperkuat dengan temuan penyelidikan AS yang menuduh pesawat tak berawak itu dibuat di republik Islam itu.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz mengatakan bahwa Iran adalah ancaman terbesar bagi perdamaian, bukan hanya di kawasan, melainkan di dunia. Ia pun menyerukan kepada masyarakat internasional untuk bertindak menghentikan agresi Iran.
Sementara Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken berjanji untuk menghukum Iran karena diduga menyerang kapal tanker itu, dengan mengatakan dunia tidak dapat membiarkan kekebalan hukum.