Potensi Ekonomi Digital Indonesia Berpotensi Tumbuh 8 Kali Lipat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Indonesia memiliki peluang besar dalam landscape ekonomi digital. Ekonomi digital Indonesia dinilai berpotensi tumbuh delapan kali lipat pada 2030.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional, Shinta Kamdani mengatakan, potensi pertumbuhan ekonomi digital didukung oleh peningkatan penetrasi smartphone atau telepon pintar di Indonesia.

Dia mencatat, penetrasi smartphone mengalami kenaikan sebesar 441 persen hanya dalam lima tahun. “Potensi ekonomi digital sangat besar,” katanya dalam Forum Ekonomi Merdeka.

Pemerintah menargetkan, sebanyak 30 juta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masuk dalam ekosistem digital pada 2024.

Menurut Shinta, target ini dihadapkan banyak tantangan. Namun, harus tetap dikejar demi perbaikan struktur ekonomi nasional. Hingga saat ini, baru sekitar 15 persen dari pelaku UMKM yang memanfaatkan digital untuk bisnisnya.

Shinta menyebut, Indonesia adalah rumah bagi banyak startup. Berdasarkan data, jumlah startup di Indonesia terus meningkat. Pada 2017, jumlahnya masih 1.400.

Sementara pada 2019 naik menjadi 2.200. Kondisi ini meningkatkan Indonesia sebagai negara ke lima dengan pertumbuhan startup tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat, India, Inggris, dan Kanada.

Di tengah peluang tersebut, penetrasi internet Indonesia terus meningkat. Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, penetrasi internet Indonesia pada Maret 2021 sebesar 76,8 persen atau mencapai 212 juta dengan estimasi total populasi 276 juta.

Di sisi lain, sektor swasta turut membantu perkembangan startup dan pertumbuhan supply chainnya. Dukungan tersebut terlihat mulai dari tahap pengembangan, research and development, proof of concept, transition to scale, scaling, sampai sustainable scale.

“Di sini kita melihat di setiap tahap itu swasta juga turut mendukung. Ini nilai tambah masing-masing stakeholder,” ujarnya.

Terlepas dari potensi ekonomi dan pertumbuhan pesat landscape digital, Shinta menilai Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Pertama, kesenjangan infrastruktur dan akses digital yang signifikan. Terjadi disparitas mobile broadband yang sangat besar di seluruh pulau Indonesia.

Tantangan kedua, rendahnya kemampuan atau talenta digital. Berdasarkan hasil survei, 75 persen eksekutif perusahaan teknologi melaporkan bahwa sulit merekrut talenta teknologi lokal.

“Nah ini kita menemukan talenta teknologi lokal adalah perjuangan yang cukup besar,” ujarnya.

Ketiga, kondisi geografis Indonesia sangat luas sehingga solusi masalah perkembangan digital bisa berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Terakhir, konsistensi peraturan yang berkaitan dengan data. Baik itu data security, data privacy, dan lain-lain.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini