MATA INDONESIA, JAKARTA-Mobilitas masyarakat selama libur membuat tren positif naiknya perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Google Mobility Index, pergerakan masyarakat ke pusat retail dan rekreasi naik dua persen dan ke pusat perbelanjaan naik 23 persen.
“Sementara ke taman-taman atau tempat publik secara agregat naik 11 persen dibanding baseline,” kata Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira.
Hal ini menandakan masyarakat mulai percaya diri melakukan perjalanan baik di dalam kota maupun luar kota. Ada faktor gajian di awal bulan juga yang mendorong masyarakat berbelanja dan bepergian lebih intens.
“Meski perlu tetap waspada, masyarakat bisa jalankan prokes di tempat-tempat publik atau tempat wisata. Disaat yang bersamaan bagi masyarakat yang ingin liburan di rumah bisa berbelanja melalui aplikasi, sehingga momentum liburan tetap bisa membantu pemulihan konsumsi rumah tangga,” katanya.
Bagi pelaku usaha disarankan lakukan berbagai inovasi seperti O2O (online-to-offline) marketing dimana daya tarik pemasaran di sosial media bisa dimanfaatkan untuk melakukan pembelian secara fisik.
“Contohnya toko elektronik menebar diskon dan promo lewat marketplace, tapi diskon tadi bisa dicairkan ketika konsumen lakukan pembelian di toko fisik,” katanya.
Harapan kedepan, para pelaku usaha bisa lebih optimis dan melakukan berbagai adaptasi sehingga momentum libur panjang bisa menunjang kenaikan omset.
Pelaku usaha juga didorong untuk jeli melihat tren misalnya, wisatawan domestik biasanya tertarik dengan makanan minuman yang sedang menjadi tren di sosial media.
Misalnya tren makanan Korea dan Jepang masih akan berlanjut dan menjadi daya tarik konsumen milenial. “Restoran bernuansa Korea bisa menambah selera makan, tapi perlu di ingat juga soal harga sebaiknya disesuaikan dengan kondisi pandemi,” katanya.