Politisi PKPI: Perlu Lembaga Khusus Tangani Intoleransi dan Radikalisme

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi mengusulkan pembentukan satu lembaga untuk mengurusi persoalan intoleransi dan radikalisme. Sebab, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tidak tidak mengurusinya sehingga peristiwa pemaksaan berhijab terhadap siswi non-Muslim tidak terjadi lagi.

“Ya intoleransi, terorisme, dan sejenisnya masuk dalam wadah radikalisme. Misalnya kejadian pemaksaan jilbab di Padang, itu masuk dalam ranah Komisi pemberantasan Radikalisme (KPR), karena BNPT juga gak ngurusin hal itu,” ujar Teddy, Senin 25 Januari 2021.

Teddy mengungkapkan, terorisme hanya salah satu cabang dari radikalisme, sedangkan radikalisme bukan hanya bicara terorisme.

Namun, Teddy tidak keberatan jika BNPT menangani masalah radikalisme atau intoleransi agar peristiwa di Padang tersebut tidak terulang lagi.

Sebelumnya perdebatan soal pemaksaan siswi non-Muslim di sebuah SMK di Padang untuk mengenakan jilbab.

Peristiwa itu saat ini sudah berakhir dengan permintaan maaf kepala sekolah negeri tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini