Polisi Tangguhkan Penahanan 100 Tersangka Perusuh 22 Mei

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA - Polisi dikabarkan telah menangguhkan penahanan terhadap 100 orang dari 447 tersangka kerusuhan 22 Mei 2019 lalu. Alasannya ada dua, yakni soal bobot keterlibatan dan kondisi kesehatan

“Ya 100 orang ditangguhkan dengan berbagai pertimbangan, pertama bobot keterlibatan dan kondisi kesehatan mereka,” kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra di Jakarta, Jumat 14 Juni 2019.

Asep menjelaskan bahwa bobot keterlibatan yang dimaksud adalah ada perbedaan antara perusuh yang masif dan perusuh yang sekadar mengabaikan instruksi aparat saat diperintahkan untuk meninggalkan lokasi kerusuhan.

“Ada yang sekadar tidak mengindahkan instruksi aparat, ketika dikatakan harus bubar, tapi mereka tidak peduli,” ujar Asep.

Ia juga menyampaikan seseorang yang mengabaikan perintah petugas adalah bentuk pelanggaran hukum dan dapat dikenai sanksi Pasal 218 KUHP.

Kerusuhan terjadi di Ibu Kota pada 21-22 Mei lalu. Titik kerusuhan ada di beberapa titik antara lain Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat; Slipi, Jakarta Barat; dan depan kantor Bawaslu RI, Jl Mh Thamrin, Jakarta Pusat.

Dalam kerusuhan, perusuh menyerang aparat dengan batu, petasan, dan benda berbahaya lain. Sebaliknya, aparat melakukan tindakan represif, yaitu memukul mundur perusuh dengan menembakkan gas air mata, menumpahkan bom air dari udara, menembak amunisi yang diakui peluru karet, dan menangkapi para perusuh.

Berita Terbaru

Membongkar Hegemoni Digital: BEM Nusantara DIY Rumuskan Arah Gerakan Mahasiswa di Era AI

Mata Indonesia, Yogyakarta - BEM Nusantara Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi melakukan regenerasi kepemimpinan melalui rangkaian Seminar Nasional dan Temu Daerah yang berlangsung di Kampus Institut Teknologi Yogyakarta (ITY) pada Jumat, 28 November 2025. Kegiatan bertema “Kepemimpinan Pemuda di Era AI: Membongkar Hegemoni Digital, Merumuskan Digital Resistance, dan Mengukur Kedaulatan Moral Gerakan Mahasiswa” ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan arah baru gerakan mahasiswa di tengah cepatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini