MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Israel memperketat lockdown nasional pada Jumat (8/1) dalam upaya mengekang peningkatan tajam kasus COVID-19 baru. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berjanji bahwa semua warganya dapat divaksinasi akhir Maret.
Dengan populasi 9 juta, Israel memimpin dunia dalam peluncuran vaksinasi. Namun, jumlah infeksi baru telah meningkat menjadi sekitar 8 ribu per hari, tertinggi dalam beberapa bulan.
Israel memberlakukan lockdown ketiganya pada 27 Desember tahun lalu. Namun, banyak warga Israel mengabaikan pembatasan perjalanan dan jarak sosial. Hal ini membuat pemerintah memperketat aturan, salah satunya menutup sebagian besar sekolah dan bisnis.
Dalam pidatonya, Netanyahu mengatakan semua warga Israel di atas 16 tahun akan mendapatkan suntikan vaksinasi virus corona buatan raksasa farmasi, Pfizer. Netanyahu bahkan menjaminkan akhir Maret semua warganya sudah divaksin.
Para pejabat berharap, Israel dapat keluar dari pandemi virus corona pada Februari jika program vaksinasi, yang diluncurkan pada 19 Desember, mempertahankan kecepatannya.
“Sebagai bagian dari perjanjian (dengan Pfizer), kami setuju bahwa Israel akan menjadi negara teladan, model bagi dunia dalam vaksinasi cepat di seluruh negara,” kata Netanyahu dalam pidatonya, menjanjikan pengiriman yang dipercepat, melansir Reuters, Jumat, 8 Januari 2021.
Kemajuan dalam memenuhi tujuan vaksinasi dapat membantu Netanyahu dalam pemilihan parlemen pada 23 Maret, pemilihan keempat Israel dalam dua tahun.
Kebijakan lockdown yang diterapkan pemerintah Israel menimbulkan polemik. Pasalnya kebijakan ini, akan merugikan perekomian sebanyak 1,3 miliar per pekan.
Pada hari Kamis, Israel menerima pengiriman pertamanya, sekitar 100 ribu dosis, vaksin Moderna Inc. Sekitar 17,5% populasi dan 70% warga berusia 60 ke atas, telah menerima suntikan pertama vaksin Pfizer, dengan suntikan putaran kedua akan dimulai pada Minggu (10/1).