Polda Jabar Periksa 15 Orang Saksi Kasus Perundungan di Tasikmalaya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Polda Jawa Barat menyatakan telah melakukan pemeriksaan terhadap 15 orang saksi yang berkaitan dengan kasus perundungan anak kelas V SD di Tasikmalaya yang berujung maut.

Dalam keterangannya, 15 orang saksi ini merupakan orang yang melihat langsung maupun mendengar kisah perundungan tersebut.

Ke-15 orang yang diperiksa merupakan saksi yang melihat langsung maupun yang mendengar kisah perundungan tersebut.

“Termasuk keluarga korban (diperiksa). Tapi kita baru memeriksa dalam tahap interogasi saja,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo, Jumat 22 Juli 2022.

Diperiksanya ke 15 orang saksi ini berawal dari pihak kepolisian yang mendapatkan informasi dari media sosial. Kemudian, Polres Tasikmalaya dan Polda Jabar merespon kasus itu dengan menurunkan tim dan meneliti video yang beredar di publik.

Menurut KPAI, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Jabar ikut turut serta dalam mengungkap kasus ini.

“Semuanya akan kita telusuri, jadi memang kita harus kerja dengan tahapan. Kita perjelas terlebih dahulu tentang adanya peristiwa tersebut,” ujarnya.

Seperti yang diketahui sebelumnya, viral kasus perundungan yang dialami oleh F (11) seorang bocah kelas V SD dimana dirinya di paksa untuk menyetubuhi kucing sambil direkam oleh teman-temannya.

Tersebarnya video rekaman tersebut membuat korban depresi, tidak mau makan dan minum sehingga mengakibatkan F meninggal dunia saat dalam perawatan di Rumah Sakit pada Minggu 18 Juli 2022.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini