MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Koalisi besar terbentuk di Israel. Partai Islam Ra’am dan partai Yahudi kanan bersatu dalam agenda menggeser posisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dua tokoh oposisi Israel Yair Lapid dan Naftali Bennett disebutkan tengah menggalang kekuatan dan bergabung dalam koalisi tersebut.
Bennett sebelumnya adalah sekutu politik Netanyahu. Ia pernah menjadi komandan pasukan khusus Sayeret Matkal yang bertanggung jawab atas genosida warga sipil Qana selama perang di Lebanon.
Sosok yang dikenal bengis itu, kini membelot dan membentuk Partai Yamina, yang pernah meraup 6,2 persen suara dalam pemilu Maret 2021 lalu.
Sementara Yair Lapid dengan partai Yesh Atid meraup suara lebih besar yakini 14 persen suara. Namun, tetap saja Bennett dianggap sebagai penentu dalam koalisi menumbangkan Netanyahu.
Bila menang, Bennett dan Lapid sepakat menggilir jabatan perdana menteri dalam ‘Kabinet Perubahan’ selama masing-masing dua tahun. Bennett akan didahulukan, sementara Lapid menyusul memerintah Israel pada tahun ketiga.
Hanya saja, koalisi kemungkinan tak berjalan mulus. Gerakan serupa di Yerusalem disebut rapuh, karena sebagian partai, khususnya yang berideologi Islam menolak keras program pemukiman Yahudi yang digarap Bennett.
Meski demikian, bila tercapai kesepakatan yang tepat, bukan tak mungkin Netanyahu digulingkan.