Pipa Nord Stream yang Menghubungkan Eropa dan Rusia Terancam Tidak Dapat Digunakan Selamanya

Baca Juga

MATA INDONESIA, BERLIN – Badan keamanan Jerman khawatir Nord Stream 1 tidak akan bisa digunakan selamanya setelah kebocoran besar dari Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 ke Laut Baltik.

Jika kebocoran di dua jalur Nord Stream 1 tidak diperbaiki dengan cepat, sejumlah besar air asin akan mengalir ke dalam pipa dan menyebabkan korosi.

Uni Eropa menduga bahwa kerusakan pada dua pipa gas bawah laut adalah sabotase dan memperingatkan pembalasan atas setiap serangan terhadap jaringan energi Eropa.

Hal tersebut menggarisbawahi kerentanan infrastruktur energi Eropa dan semakin meningkatkan ketegangan di benua yang telah diguncang oleh perang selama tujuh bulan di Ukraina.

Polandia dan beberapa ahli mengatakan Rusia mungkin yang harus disalahkan, dan dapat mengambil manfaat dari ketidakstabilan pasar yang lebih lanjut.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell mengatakan “Semua informasi yang tersedia menunjukkan kebocoran itu adalah hasil dari tindakan yang sengaja dilakukan. Setiap gangguan yang disengaja terhadap infrastruktur energi Eropa sama sekali tidak dapat diterima dan akan ditanggapi dengan tanggapan yang serius.”

Beberapa pemimpin dan pakar Eropa menunjukkan kemungkinan sabotase mengingat kebuntuan energi Rusia. Tiga kebocoran terjadi pada pipa Nord Stream 1 dan 2, yang berisi gas alam namun tidak mengirimkan bahan bakar ke Eropa.

Pipa memungkinkan gas untuk disalurkan ke Jerman tanpa transit melalui Ukraina atau Polandia. Tingkat kerusakan, bersama dengan konsekuensi politik, menimbulkan keraguan serius tentang masa depan proyek Nord Stream.

Jerman dikritik keras untuk proyek tersebut oleh AS dan banyak mitra Eropanya. Mereka mengatakan jika itu hanya meningkatkan ketergantungan Eropa pada impor gas Rusia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini