MATA INDONESIA, JAKARTA-Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dinilai memiliki peran penting dalam mencapai isu energi bersih dan teknologi pintar.
“PII telah memperkenalkan Engineers 20 (E20) yang akan menjadi platform kolaborasi untuk menghasilkan pengembangan transisi energi hijau yang ramah lingkungan,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Jumat 5 Agustus 2022.
Salah satu contoh yang telah diberikan oleh para insinyur Indonesia dalam menghasilkan produk bahan bakar ramah lingkungan yaitu B30 yang merupakan campuran bahan bakar fosil (gasoil) dengan minyak sawit (FAME).
Menurut dia, produk ini tidak hanya dapat mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM), tetapi juga menciptakan kemandirian energi, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan harga minyak sawit, sehingga kesejahteraan petani meningkat.
Upaya memproduksi bahan bakar dari minyak sawit yang sumbernya melimpah di dalam negeri juga telah berhasil dirintis oleh para insinyur dengan memproduksi produk solar dan minyak sawit menggunakan katalis Merah Putih, sehingga akan mengurangi ketergantungan energi dari negara
lain.
“PII harus terus mendorong riset dan inovasi untuk selalu mampu menjawab berbagai tantangan, antara lain dari sisi perubahan iklim, transisi energi, transformasi digital, dan kesehatan,” ungkapnya.