Petani TTU Masih Kesulitan Dapat Pupuk Subsidi dari Pemerintah

Baca Juga

MATA INDONESIA, KEFAMENANU – Kelangkaan pupuk bersubsidi juga dialami oleh para kelompok tani di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Para petani yang ditemui di beberapa lokasi persawahan di TTU juga mengeluhkan soal kekurangan pupuk bersubsidi.

Oktovianus Bolu mengatakan bahwa Dinas Pertanian TTU perlu menyediakan stok pupuk subsidi jauh sebelum musim tanam tiba.

“Untuk keperluan pupuk ini, dari dinas juga harus memonitoring semua pelosok TTU guna memberikan sosialisasi terkait distributor yang menangani pupuk di beberapa wilayah sehingga tidak terlambat pengadaan pupuk bagi petani,” ujar petani dari Kelompok Tani Seung’koa-Desa Fatumuti, Kecamatan Noemuti tersebut kepada Minews.id, Jumat 11 Maret 2022.

Oktovianus Bolu, Petani di Fatumuti, Desa Noemuti, Kab. TTU (dok: Zenobius/minews.id)

Ia pun berharap agar dari Dinas Pertanian juga harus menertibkan distributor-distributor nakal yang sering menimbun pupuk subsidi yang kemudian dijual dengan harga mahal.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Hironimus Nabu, seorang petani di Desa Jak, Kecamatan Miomaffo Timur. Saat ditemui di lokasi persawahannya, ia mengatakan bahwa ia cukup kesulitan dengan kelangkaan pupuk subsidi di tahun ini.

“Kami tahun ini terakhir harus beli pupuk yang non subsisidi yang harganya mencapai Rp 500 ribuan karena tahun ini Desa Jak tidak sama sekali mendapatkan pupuk bersubsidi,” katanya.

“Kami juga baru mengetahui bahwa proses penginputan RDKK di dinas itu setiap bulan Juni sampai Oktober dalam tahun. Harapan kami untuk dinas untuk memperhatikan hal ini.” lanjutnya.

Sementara Kepala Bidang Prasarana Sarana Pertanian (PSP) pada Dinas Pertanian Kab.TTU, David Edison Taitoh, SP mengatakan bahwa persoalan kekurangan pupuk subsidi bagi para petani di TTU itu disebabkan karena jumlah alokasi pupuk untuk TTU kurang dari permintaan para petani dan para petani terlambat mengajukan permintaan melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK).

“Untuk proses penginputan permintaan dari para kelompok tani biasanya kami lakukan dari bulan Juni sampai Oktober melalui aplikasi yang namanya Electrik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (ERDKK), namun sebagian kelompok yang terlambat mengajukan RDKK nya sehingga tidak bisa terinput,” ujarnya.

Kepala Bidang Prasarana Sarana Pertanian (PSP) pada Dinas Pertanian Kab.TTU David Edison Taitoh, SP didampingi Kepala Seksi Pupuk Pestisida dan Perlindungan Tanaman, Maria Elisabeth Nahas, SP (dok: Zenobius/Minews.id)

Ia juga menjelaskan bahwa untuk alokasi pupuk di tahun 2022, diinput pada tahun 2021.

Berikut rincian alokasi pupuk subsidi untuk Kab.TTU di tahun 2022 yaitu Pupuk Urea 1092 ton, pupuk SP 30 – 40 ton, pupuk ZA 40,20 ton, pupuk NPK 444 ton, pupuk Organik Granular 150 ton dan pupuk Organik Cair 141 ton.

“Rincian alokasi pupuk diatas tidak dapat memenuhi permintaan para petani yang diajukan melalui RDKK,” katanya.

Berikut distributor-distributor yang menangani kebutuhan pupuk di wilayah TTU yaitu :

1.Kios Arisetyoa untuk wilayah Noemuti, Noemuti Timur, dan Bikomi Selatan (Desa Naiola).

2. Bumdes Tirosa untuk wilayah Biboki Utara.

3. CV. Perintis untuk wilayah Insana Utara, Biboki Moenleu, Biboki Anleu dan Insana Tengah (Desa Tainsala).

4. Astiti untuk wilayah Miomaffo Timur dan Miomaffo Barat.

5. UD. Mikro Pertanian untuk wilayah Biboki Feutleu, Biboki Selatan, Insana Fafinesu, Insana Tengah (Selain Desa Tainsala), Naibenu, Miomaffo Tengah dan Insana Barat.

6. UD. Idola untuk wilayah Bikomi Nilulat, Bikomi Utara, Insana, Kota Kefamenanu, Musi, Mutis, Bikomi Tengah, Bikomi Selatan (Selain Desa Naiola) dan Biboki Tanpah.

Kontributor TTU : Zenobius Yancen Abi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini