MATA INDONESIA, JAKARTA-Banjir tak hanya melanda Jakarta saja, namun sejumlah wilayah di Indonesia juga mengalaminya. Seperti yang terjadi di Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Banjir melanda tanaman bawah merah milik warga seluas 300 hektar, akibat terendam banjir akibat diguyur hujan lebat semalam. Petani mengaku rugi karena tanaman miliknya dipastikan mati membusuk dan tidak bisa dipanen.
Mengutip detikcom, lahan bawang merah yang terendam tersebar di lima desa di Kecamatan Wanasari. Lima desa itu masing masing Desa Wanasari, Tanjungsari, Sisalam, Sidamulya dan Sigentong.
Surip (42) seorang petani bawang merah warga Desa Sidamulya mengatakan, banjir yang menenggelamkan tanaman bawang ini akibat guyuran hujan pada akhir tahun. Sehari menjelang pergantian tahun, hujan turun sejak pukul 15.00. Hujan baru mereda setelah masuk tahun baru 2020 sekirar pukul 03.00 WIB.
Menurut dia, tanaman bawang yang terkena banjir rata rata berumur 15-25 hari. Bisa dipastikan, tanaman tersebut mati akan membusuk dan tidak bisa dipanen.
Sejak tanaman terendam banjir, tidak terlihat petani yang melakukan panen dini. Mereka seakan pasrah membiarkan tanamannya terendam dan mati. Terkait hal ini, Surip mengungkapkan, tanaman bawang yang masih muda belum mengeluarkan buah. Sehingga tidak ada yang bisa dipanen, karena masih berupa daun dan akar.
Selain merugikan petani, banjir ini juga membuat bangkrut para penyuplai air. Penyuplai air ini adalah mereka yang mengambil air dari sungai dengan mesin pompa dan membagikannya ke petani. Mereka akan menerima bayaran setiap kali panen sebesar Rp 400 ribu tiap kotak sawah. Menurut hitungan petani, satu kota sama dengan 636 meter persegi.
Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Juwari, mengatakan sekitar 300 hektare lahan bawang terendam akibat hujan lebat semalam. Lahan bawang paling parah terdampak banjir berada di Desa Sidamulya.
“Kami hanya memantau di Kecamatan Wanasari. Paling parah di Desa Sidamulya. Sekitar 80 hektare semuanya terendam banjir,” katanya.
Akibat banjir ini, kerugian yang dialami petani cukup lumayan besar. Rata rata, setiap hektarnya petani rugi Rp 50 juta dengan umur tanaman 20-35 hari.