MATA INDONESIA, JAKARTA-Pesantren di Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan ekonomi Syariah. Hal itu diungkapkan oleh Desainer Pembina Industri Kreatif yang juga Pengurus Pusat MES (Masyarakat Ekonomi Syariah), Amy Atmanto.
Indonesia kata dia mempunyai sekitar 28.194 pesantren dengan sekitar 18 juta orang santri, sehingga santri berpotensi menjadi penggerak ekonomi kerakyatan, ekonomi Syariah dan UMKM.
“Pesantren juga merupakan pasar dan juga memiliki potensi ekonomi yang besar dalam hal pemenuhan kebutuhan santri di antaranya sandang, pangan, dan energi sehingga dapat menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan, ekonomi syariah dan UMKM,” ujar Amy.
Ia mengatakan pasar domestik fesyen Indonesia nomor tiga terbesar di dunia dengan nilai USD 21 miliar yang merupakan potensi pasar penyerapan produk pesantren.
Potensi peluang ekspor Indonesia juga terbuka luas ke Saudi Arabia, Pakistan, UAE, Eropa Selatan, Negara Eropa Timur, Asia Selatan (Pakistan, Bangladesh, India).
Misalnya, itu berupa produk fashion lokal berkelas dunia melalui pembinaan karya oleh para profesional di bidangnya sehingga menjadi sebuah produk berkelas dunia dalam bentuk modest fashion dan hijab.
Indonesia berada pada 10 peringkat teratas sektor Modest Fashion, Halal Food, Islamic Finance, Muslim-friendly Travel, Pharma Cosmetics, Media and Recreation berdasarkan negara.
Adapun hambatannya antara lain pesantren adalah lembaga pendidikan bagi anak-anak usia sekolah. Hal ini, menurut Amy, menimbulkan kendala praktis di lapangan sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk pemberdayaan ekonomi pesantren.
Sedangkan, solusi & strategi yang dapat diterapkan dalam pemberdayaan Ekonomi Pesantren di antaranya penyusunan roadmap yang dikembangkan secara bertahap hingga tercapai kemandirian pesantren.