MATA INDONESIA, JAKARTA – Kondisi ekonomi Indonesia yang lebih baik akan dipengaruhi pertumbuhan kuartal II Tahun 2022.
Hal itu diungkapkan Deputy Director Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto, Rabu 20 Juli 2022.
Eko memprediksi pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,5 persen secara tahun ke tahun (yoy) akan memunculkan optimisme perekonomian.
“Berpengaruh terhadap kurs rupiah, indeks harga saham gabungan (HSG), indeks konsumen dan indeks tendensi bisnis,” ujar Eko.
Angka tersebut sangat mungkin bisa tercapai karena didorong momentum libur Lebaran yang membuat mobilitas masyarakat relatif meningkat.
Meski begitu Eko mengingatkan risiko yang muncul akibat dari meningkatnya angka inflasi.
Angka itu bisa berasal dari inflasi komponen bergejolak, inflasi inti serta inflasi harga-harga yang diatur pemerintah.
Bahkan, nilai tukar rupiah beberapa hari mendatang masih akan menghadapi tekanan seiring agresivitas kenaikan suku bunga oleh The Fed.
Risiko resesi global juga dapat menurunkan permintaan ekspor.
Eko juga berpendapat kemungkinan Indonesia belum akan mengalami resesi pada tahun ini.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II di kisaran 4,8 hingga 5,3 persen (yoy).
Pertumbuhan itu didukung membaiknya konsumsi rumah tangga, investasi, hingga ekspor dan impor.