Pertengahan Januari 2022, Penyebaran DBD di NTT Tembus 449 Kasus

Baca Juga

MATA INDONESIA, KUPANG – Kasus demam berdarah di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami peningkatan di bulan Januari 2022. Kepala Seksi P2PM Dinas Kesehatan NTT Agusthina Rosphita, S.Gz, MM mengatakan bahwa penyebaran demam berdarah dengue (DBD) sepanjang tanggal 1-19 Januari 2022, tertinggi di Kabupaten Manggarai Barat dengan jumlah kasus sebesar 116 kasus. Padahal pada periode yang sama di tahun 2021, jumlah kasus di wilayah tersebut cuma 7 kasus.

“Sementara total kasus DBD sebanyak 449 kasus. Yang meninggal ada 2 orang. Sementara pada 1-19 Januari 2021 sebanyak 381 kasus dan yang meninggal 3 orang,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis 20 Januari 2022.

Ia mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tengah menyiapkan strategi untuk mencegah penyebaran DBD yaitu dengan menyurati pihak Dinas Kesehatan di Kabupaten/Kota untuk melakukan pengendalian dan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) lewat metode menguras, menutup rapat dan mendaur ulang (3M).

“Selain itu, ada distribusi bubuk Abate dan malathion ke Kabupaten/Kota. Kemudian menyiapkan rapid diagnostik test (RDT) bagi anak-anak yang punya gejala DBD,” katanya.

Sementara pengelola program Dinas Kesehatan NTT Jane Dapaole, SKM, M.Sc menjelaskan bahwa peningkatan kasus DBD di bulan Januari 2021 merupakan akumulasi dari kasus DBD pada Desember 2021.

“Penyebab lainnya karena masalah cuaca yaitu curah hujan yang tinggi sejak akhir tahun 2021,” ujarnya.

Untuk itu, pihak Dinas Kesehatan berharap ada koordinasi dari tingkat RT, Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten agar bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dan mencegah penyebaran nyamuk Aedes aegypti.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Upaya Terpadu Lembaga Negara Berantas Judi Daring

Oleh : Andika Pratama Maraknya praktik judi daring di Indonesia tidak hanya menjadi persoalan moral dan sosial, tetapitelah menjelma menjadi ancaman serius terhadap ketahanan ekonomi dan keamanan digital nasional. Modus operandi yang semakin canggih, jaringan lintas negara, hingga keterlibatanakun bank dan dompet digital membuat praktik ini tak lagi bisa ditanggulangi oleh satu lembagasecara terpisah. Dalam konteks inilah pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk menanganijudi daring dengan pendekatan yang sistemik dan menyeluruh. Penindakan terhadap judi daring tidak bisa dilakukan secara sporadis atau parsial. KepalaEksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae menegaskanbahwa pendekatan yang diperlukan harus menyentuh semua sisi: dari pencegahan, edukasi, deteksi, hingga penindakan. Tidak cukup hanya mengandalkan kerja sama bilateral seperti antaraOJK dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), melainkan diperlukan sinergi kolektifyang melibatkan seluruh komponen pengawasan dan penegakan hukum negara. Upaya pemblokiran rekening terindikasi judi daring adalah langkah penting yang telah dilakukanOJK bersama perbankan. Berdasarkan data Komdigi, sekitar 17 ribu rekening telah diblokirkarena dicurigai terkait dengan transaksi judi daring. Namun, kerja teknis ini hanya akan efektifbila didukung oleh sistem identifikasi yang kuat. Penggunaan parameter dalam mendeteksiaktivitas mencurigakan, analisis nasabah, hingga pengawasan terhadap rekening dormant menjadi bagian dari sistem pengawasan keuangan yang tengah diperkuat. Selain itu, pendekatan sistemik juga menyentuh aspek regulasi. Masih terdapat celah atauloophole dalam sistem keuangan yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku judi daring. Maka dari itu, pertemuan intensif antara OJK dan direktur kepatuhan dari berbagai bank menjadi krusial untukmenyusun formulasi regulasi yang lebih ideal. Tujuannya adalah menyempurnakan mekanismeidentifikasi rekening mencurigakan serta memperkuat langkah enhanced...
- Advertisement -

Baca berita yang ini