Pertamina, Garuda Indonesia dan Telkom Sponsori Tim Indonesia di Ajang MotoGP 2021

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Keikutsertaan Mandalika Racing Team dalam kompetisi balap MotoGP kelas Moto2 mendapat dukungan dari 3 BUMN Nasional. Mereka adalah Pertamina, Garuda Indonesia, dan Telkom Indonesia.

Penggagas Mandalika Team Racing Indonesia, Rapsel Ali mengatakan tiga perusahaan pelat merah ini siap mendukung Mandalika Racing Team sebagai sponsor.

“Kemungkinan nanti ada salah satu bank negara tapi nanti baru saya umumin nama banknya,” ujarnya, Jumat 23 Oktober 2020.

Meski demikian, Rapsel belum mau membocorkan rincian kontrak kerja dari sponsor tersebut kepada Mandalika Racing Team Indonesia. Ia cuma mengatakan para sponsor memberikan dukungan pada sektor olahraga, hiburan, wisata, dan teknologi industri otomotif.

Sebelumnya Mandalika Racing Team Indonesia sudah mengungkapkan rancangan awal motor yang menampilkan sponsor-sponsor BUMN. Motor berwarna merah dan putih itu didominasi logo Pertamina, Bank BNI, Telkom Indonesia, dan Pegadaian. Ada juga logo merek-merek produk afermarket baik lokal maupun internasional yang mejeng di sana.
Pertamina, Garuda Indonesia dan Telkom Sponsori Tim Indonesia di Ajang MotoGP
Mandalika Racing Team Indonesia bakal memakai mesin Triumph berkapasitas 765 cc. Mesin itu diambil dari basis motor produksi massal Triumph, seperti Triumph Street Triple. Soal performa, mesin ini mampu menyemburkan tenaga maksimal hingga 140 daya kuda pada 14.000 rpm.

Tim kebanggaan Indonesia juga tidak hanya tampil sebagai menggunakan kesempatan wildcard di satu seri balapan MotoGP Mandalika saja. Sudah dipastikan Mandalika Racing Team Indonesia akan mengikuti seluruh kalender balapan pada musim MotoGP 2021 (full season).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kritik Gagalnya Pemprov Tangani Sampah hingga Tutup TPA Piyungan, Walhi Jogja: Anggaran Tak Maksimal dan Timbul Masalah Baru

Mata Indonesia, Yogyakarta - Sepanjang tahun 2023, wilayah DIY yang meliputi Kota Jogja, Kabupaten Sleman, dan Bantul menghasilkan lebih dari 1.000 ton sampah per hari yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Sayangnya, hanya 28,69 persen dari total sampah tersebut yang berhasil diolah, sedangkan 71,31 persen atau sekitar 1.046 ton sampah lainnya langsung dibuang tanpa pengelolaan yang memadai. Hal ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.
- Advertisement -

Baca berita yang ini