MATA INDONESIA, HIROSHIMA – Hiroshima menjadi kota pertama di dunia yang dijatuhi bom nuklir. Dan tepat hari ini, Hiroshima menandai peringatan 76 tahun tragedi pemboman yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS).
Walikota Hiroshima, Kazumi Matsui dalam upacara peringatan tahunan, mendesak para pemimpin di dunia untuk lebih bijak dalam mengambil setiap keputusan, beralih dari perang nuklir ke dialog pembangunan kepercayaan, serta meminta kepada seluruh negara di dunia untuk bergabung dengan perjanjian PBB yang melarang senjata nuklir
Dalam upacara tahunan – yang digelar di tengah melonjaknya infeksi virus corona di seluruh Jepang, Walikota Hiroshima Kazumi Matsui menuntut penandatanganan dan ratifikasi segera dari perjanjian PBB terkait masalah nuklir tersebut..
Setelah mengheningkan cipta pada pukul 08:15 waktu setempat, tepatnya waktu pengeboman pada 6 Agustus 1945, walikota juga menyoroti pentingnya menggabungkan upaya individu, terutama di kalangan generasi pemuda untuk mendorong negara-negara bersenjata nuklir mengubah perilaku mereka.
“Jalan menuju penghapusan tidak akan mulus, tetapi secercah harapan bersinar dari generasi muda yang sekarang mengambil pencarian hibakusha,” kata Kazumi Matsui, mengacu pada para penyintas bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, yang jumlahnya telah menurun dengan cepat karena ke usia mereka yang sudah lanjut.
Ia menekankan bahwa kotanya –yang terletak di Jepang barat, tidak akan pernah berhenti melestarikan fakta-fakta bencana dan mempromosikan budaya perdamaian kepada seluruh dunia.
“Senjata nuklir adalah kekerasan manusia yang paling utama. Jika masyarakat sipil memutuskan untuk hidup tanpanya, pintu menuju dunia bebas senjata nuklir akan terbuka lebar,” tuturnya pada upacara yang digelar di Peace Memorial Park dekat ground zero.
Sementara Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, dalam pidatonya menekankan perlunya tekun dengan inisiatif realistis demi menuju perlucutan senjata nuklir di tengah lingkungan keamanan yang parah dan melebarnya perbedaan antara posisi negara-negara dalam masalah ini.
Pada Olimpiade Tokyo yang sedang berlangsung, para atlet dan ofisial tidak diminta untuk mengheningkan cipta meskipun ada permintaan dari pemerintah kota Hiroshima dan kelompok lain agar mereka berpartisipasi dalam semangat.
Permintaan tersebut dibuat setelah Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach mengunjungi Hiroshima pada 16 Juli, seminggu sebelum pembukaan Olimpiade dan menyerukan solidaritas global dalam membangun masa depan yang lebih damai.