Perempuan, Sosok Tangguh di Tengah Pandemi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dr. Dewi Puspitorini mengatakan bahwa peran perempuan sejatinya tidak hanya membangun diri dan keluarga, tetapi juga membangun masyarakat dan negara, khususnya di tengah pandemi. Menurutnya, negara akan kuat jika ada perempuan di dalamnya.

Untuk itu, tidak ada kata lain selain perempuan harus diberi peluang seluas-luasnya untuk terlibat dalam pembangunan masyarakat, ekonomi, dan negara. Dan pandemi virus corona memaksa semua pihak menghadapi segala bentuk perubahan, tak terkecuali kaum perempuan.

Kaum perempuan juga menghadapi tantangan di tengah pandemi virus corona. Di mana perempuan dituntut membantu perekonomian keluarga, lantaran sang suami terkena PHK, lebih banyak menemani anak belajar secara online di rumah, dan mayoritas tenaga medis adalah kaum perempuan.

Untuk itu, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengatakan bahwa perempuan berperan penting dalam upaya mengatasi sekaligus mendorong pemulihan pandemi virus corona.

“Perempuan sekarang memimpin kampanye global untuk mendorong kesetaraan akses terhadap vaksin karena seluru co-chair COVAX AMC Engagement Group adalah perempuan,” kata Menlu Retno pada pertemuan yang diselenggarakan oleh Women Political Leaders Network di Brussel, Belgia.

Sebagai catatan, Women Political Leaders merupakan jaringan bisnis global politisi dan pemimpin perempuan di seluruh dunia yang memiliki tujuan meningkatkan pengaruh dan jumlah perempuan dalam posisi pemimpin.

Pada pidatonya, Menlu Retno juga mengatakan bahwa kaum perempuan-lah yang lebih merasakan dampak pandemi virus corona ketimbang laki-laki. Bukan tanpa alasan, ada begitu banyak perempuan kehilangan pekerjaan, menanggung beban domestik, hingga mengalami kekerasan – baik verbal maupun fisik, di tengah pandemi.

“Oleh karena itu, perempuan harus menjadi perhatian utama dalam upaya pemulihan dari pandemi,” sambung mantan Duta Besar Kerajaan Belanda, Norwegia, dan Islandia tersebut.

Menlu Retno pun menekankan bahwa suara kaum perempuan harus didengar dan dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan. Ia juga memastikan bahwa Indonesia berkomitmen dalam memajukan peran perempuan.

“Indonesia berkomitmen untuk terus majukan agenda perempuan, termasuk dalam Presidensi Indonesia pada G-20. Kita harus memanfaatkan momentum ini untuk membangun dunia pascapandemi yang berkelanjutan, tangguh, adil, dan inklusif,” tuturnya.

Pada acara tersebut, turut pula dihadiri Perdana Menteri Australia 2010-2013, Julia Gillard, Presiden Republik Demokratik Ethiopia, Sahle-Work Zewde, dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini