MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS diramalkan akan balik menguat pada perdagangan Kamis, 12 Maret 2020.
Kemarin, rupiah ditutup pada posisi Rp 14.353 atau melemah 0,05 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi rupiah berpotensi bergerak menguat di kisaran Rp 14.330 hingga Rp 14.350 per dolar AS.
Penguatan rupiah dipengaruhi oleh sejumlah sentimen dari luar negeri di antaranya sebagai berikut.
Pertama, soal penurunan suku bunga acuan Bank of England (BoE). Bank Sentral Inggris ini secara tak terduga menurunkan suku bunga acuan pada Rabu sebesar 0,5 basic points (bps) dari 0,75 bps menjadi 0,25 bps.
Kedua, hal serupa juga bakal dilakukan oleh Bank Sentral Eropa (ECB). Bank benua biru ini diprediksi akan memangkas suku bunganya sebesar 0,10 persen pada hari ini. Hal ini sebagai bentuk antisipasi atas virus corona.
“Masih dengan suku bunga minus 0,50%, banyak investor berpikir ECB memiliki ruang terbatas untuk pemotongan tambahan,” ujar Ibrahim kemarin sore.
Sementara dari dalam negeri, laju rupiah akan terbantu dengan upaya pemerintah dan Bank Indonesia yang akan kembali melakukan intervensi baik secara fiskal maupun moneter tujuannya untuk mengimbangi bank sentral global yang sudah kembali turun ke pasar.
“Sentimen pelaku pasar diharapkan terangkat dan kembali masuk ke aset dengan imbal hasil tinggi, salah satunya rupiah,” kata Ibrahim.