Perayaan Waisak di Borobudur Ditiadakan karena Pandemi Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tepat hari ini 26 Juni 2021 umat Buddha merayakan hari suci Waisak, hari suci bagi seluruh umat Buddha di seluruh dunia.

Waisak dirayakan setiap bulan Mei tepatnya pada waktu terang bulan atau biasa disebut Purnama Sidhi. Hari raya ini mengingatkan pada tiga peristiwa suci atau Trisuci yang terjadi pada Buddha Gautama (Guru Agung Buddha Gotama).

Pertama, lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 sebelum masehi. Kedua, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya atau Bodh Gaya pada usia 35 tahun pada tahun 588 sebelum masehi. Ketiga, Buddha Gautama parinibbana atau wafat di Kusinara pada usia 80 tahun pada tahun 543 sebelum masehi.

Pertama kali Hari Waisak dirayakan pada tahun 1950 di Sri Lanka. Keputusan merayakan Trisuci ini dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists – WFB)

Di penjuru belahan dunia cara merayakan hari Waisak memiliki beberapa perbedaan sesuai tradisi yang dipercaya masing-masing negara. Di Indonesia perayaan hari Waisak biasanya diselenggarakan di Candi Borobudur Jawa Tengah.

Dengan runtutan pokok acara mulai dari pengambilan air berkat di kawasan Mata Air Jumprit, Temanggung, Jawa Tengah. Lalu dilanjut dengan menyalakan obor yang menggunakan sumber api abadi di Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah.

Setelah itu melaksanakan ritual Pindapatta dengan memberi dana makanan kepada para biksu untuk melakukan kebajikan. Dan pada ritual pokok terakhir yaitu Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.

Biasanya semua rangkaian acara yang dibalut begitu sakral namun unik. Hal ini membuat banyak wisatawan asing maupun lokal turut serta menikmati perayaan hari raya Waisak ini terlebih lagi ada beberapa festifal yang sengaja di laksanakan demi memeriahkan hari raya umat Buddha.

Sayangnya, Indonesia yang masih mengalami pandemi Covid-19 terpaksa meniadakan acara perayaan hari Waisak di Borobudur. Peringatan Hari Raya Waisak 2021 dilaksanakan secara daring. Hal ini dilakukan demi mengurangi resiko penyebaran virus Covid-19 yang masih marak terjadi .

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam pernyataan menyambut Hari Raya Waisak menerbitkan panduan perayaan Waisak di masa pandemi.

Panduan itu tertuang dalam surat edaran nomor 11 tahun 2021 tentang Puja Bhakti/Sembahyang & Dharmasanti Hari Raya Tri Suci Waisak 2565 Tahun Buddhis Saat Pandemi Covid. Panduan itu diterbitkan dalam rangka memberikan rasa aman kepada umat Budha dalam menjalankan ibadah dan perayaan Waisak.

Reporter : Ananda Nuraini

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Data Statistik Berkualitas untuk Pembangunan, Pemkab Sleman Susun Roadmap Pembangunan Statistik Sektoral Tahun 2025-2045

Mata Indonesia, Sleman – Penyelenggaraan statistik sektoral di Kabupaten Sleman perlu diperkuat guna menghasilkan data statistik sektoral yang akurat, mutakhir, terintegrasi, akuntabel, mudah diakses dan berkelanjutan, sehingga perencanaan pembangunan dapat dilakukan secara lebih tepat, terukur, dan tepat sasaran. Dengan demikian, kebijakan dan strategi penyelenggaraan statistik sektoral secara terinci akan dapat mewujudkan hal tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini