Perang Dagang Memanas, Rupiah Diprediksi Loyo Hari Ini

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi akan kembali melemah pada perdagangan Rabu 7 Agustus 2019.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pelemahan rupiah masih akan disebabkan karena perang dagang antara AS dan Cina yang kian memanas. Cina sengaja melemahkan nilai tukarnya sebagai bentuk balasan atas tarif impor yang rencananya dilakukan Presiden AS Donald Trump.

“Kini perang dagang sepertinya sudah naik kelas, bertransformasi menjadi perang mata uang. Jika praktik yang dilakukan China ditiru oleh negara lain demi menggenjot ekspor, maka akan terjadi devaluasi mata uang secara kompetitif,” ujarnya kepada Mata Indonesia News pada Selasa 6 Agustus 2019 sore.

Sementara dari dalam negeri, pergerakan rupiah sempat dibantu oleh intervensi dari Bank Indonesia (BI). BI terus mengamati kondisi global yang terus memburuk dan terus melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi negara melalui pasar Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF), sedangkan lelang dibuka pukul 08.30 WIB dan terus intervensi sampai peutupan pasar.

“Walaupun mendapat pengawalan ketat dari BI, rupiah tidak kuasa lepas dari jeratan zona merah. Pasalnya, sentimen negatif dari luar begitu luar biasa,” kata Ibrahim.

Ia memprediksi rupiah masih akan melemah di hari ini pada kisaran Rp 14.237-Rp 14.335 per dolar AS.

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini