MATA INDONESIA, JAKARTA-Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan pelaku usaha berkontribusi dalam membantu pemerintah untuk mewujudkan transisi yang mengarah ke ekonomi hijau dinilai sangat krusial, karena hampir setiap lini ekonomi melibatkan pelaku usaha.
“Kalangan dunia usaha menjadi satu-satunya pihak yang mampu membantu pemerintah untuk mengembangkan ekonomi hijau,” katanya di Jakarta, Senin 31 Januari 2022.
Ekonomi hijau yang dimaksud mencakup energi dan industri yang lebih ramah lingkungan, yang juga sejalan dengan tren global. Misi ini belakangan banyak didorong komunitas dunia dengan tujuan memperbaiki kondisi iklim.
“Peran dunia usaha sangat besar. Bagaimana supaya swasta bersedia terlibat lebih jauh dalam ekonomi hijau? Tentu pemerintah harus mendorongnya dengan berbagai upaya,” katanya.
Ia menambahkan, kunci dari maksimalisasi peran swasta dalam pengembangan ekonomi hijau ada pada strategi insentif yang diberikan oleh pemerintah.
Menurutnya, sepanjang insentif yang diberikan mampu menekan ongkos yang dikeluarkan oleh pelaku usaha untuk terlibat, maka minat di pengembangan industri dan energi hijau akan tinggi.
Terlebih pada saat ini investasi pada ekonomi hijau masih cukup mahal sehingga pemangku kebijakan perlu menyiapkan instrumen regulasi dalam rangka menarik minat dunia bisnis lebih besar.
“Bagi negara yang sudah siap, investasi yang masuk pasti investasi bersih. Karena bagi swasta apabila ada faktor yang mereka anggap menguntungkan maka akan beralih,” katanya.
Transformasi menuju energi hijau merupakan salah satu fokus dalam Presidensi G20 Indonesia. KTT G20 menjadi momen penting untuk mendorong transisi energi hijau yang berkelanjutan, mendorong kebijakan transisi energi hijau yang berkelanjutan, efisien, mudah, terjangkau, dan konkret.