MATA INDONESIA, JAKARTA-Pemerintah meyakini pesantren di Indonesia bisa menjadi pendorong kebangkitan usaha mikro di Indonesia. Dengan jumlah sekitar 27 ribu pesantren yang tersebar di berbagai pelosok Tanah Air, Pesantren mempunyai fungsi strategis untuk membantu pelaku usaha mikro kecil, sekaligus memberdayakan komunitas di sekitar pesantren.
“Potensi besar ini tentulah harus kita maksimalkan. Apalagi pesantren mempunyai ciri khas lekat dengan masyarakat,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Menurutnya, optimalisasi pesantren sebagai tempat pengembangan usaha mikro apabila ada dukungan pendanaan yang mudah dijangkau. Salah satunya, ungkap Ma’ruf, melalui Bank Wakaf Mikro (BWM), sebagai bagian dari lembaga keuangan mikro syariah.
“Melalui skema sinergi (ta’awun), bergotong royong, tanggung menanggung, BWM memberikan akses pembiayaan yang mudah dan murah bagi pelaku usaha mikro kecil yang belum terjangkau akses keuangan formal,” katanya.
Melalui dukungan modal dari usaha besar, seperti BUMN dan swasta, Ma’ruf mengharapkan BWM dapat menjadi saluran perluasan akses pembiayaan dan pemberdayaan ekonomi umat.
“Sekaligus menjadi pengungkit mentalitas kewirausahaan di lingkungan pesantren,” katanya.
Ma’ruf mengakui kemiskinan masih menjadi isu yang dihadapi banyak negara di dunia. Apalagi, kemiskinan juga bersifat dinamis dan rentan terhadap guncangan, baik bencana alam dan non-alam, krisis ekonomi, maupun krisis politik.
“Di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia, jumlah orang miskin terbukti bertambah dengan adanya pandemi covid-19 yang melanda saat ini,” katanya.
Oleh karena itu, ungkapnya, pemerintah tentu terus berupaya melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan.