Berantas Informasi Hoaks di Kota Jayapura

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAYAPURA – Sekelompok anak muda Papua yang tergabung dalam Lintas Kejadian Kota Jayapura (LKKJ) berkomitmen untuk memberantas informasi hoaks atau berita bohong di platform media sosial.

Komunitas yang berjejaring di sosial media ini cukup risau dengan informasi sesat yang berseliweran dan maraknya hoax.

Ketua LKKJ Irfan Sandi di Jayapura melalui gawainya, Minggu 2 Januari 2021 mengatakan sebagai komunitas yang telah hadir sejak 2018, mereka akan terus menyebarkan informasi yang benar dalam menghimpun informasi. ”Kami betul-betul melihat jejak rekamnya,” ujar Irfan.

LKKJ saat ini telah memiliki 45.000 lebih anggota aktif di Facebook dan memiliki grup Whatsapp. Dengan informasi yang dibagikan secara random namun ditinjau untuk dapat diposting.

“Padahal awalnya itu anggotanya sudah 160.000 lebih. Sempat terhapus dan baru pulih kembali grupnya,” ujar Irfan.

Tujuan dari terbentuknya LKKJ ialah untuk menjaring aspirasi masyarakat, serta membantu pemerintah dalam memberikan informasi yang benar. ”Contohnya seputar Covid-19 dan vaksinasinya. LKKJ membantu pemerintah untuk memberikan edukasi yang tepat dan benar kepada publik,” katanya.

Sepanjang tahun 2021, LKKJ telah banyak memberikan informasi yang langsung dilaporkan oleh anggotanya dari berbagai area di Kota Jayapura, meliputi informasi kejadian terkini, peristiwa penting, orang hilang, hingga kebakaran.

Adapun kegiatan yang telah dilakukan ialah galang dana, bakti sosial, kegiatan keagamaan, kunjungan kasih dan aksi sosial lainnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini