MATA INDONESIA, TOKYO – Pertumbuhan aktivitas sektor jasa Jepang mencatat adanya ekspansi kecil pada bulan September 2022. Ini terjadi karena permintaan pemulihan pada penurunan kasus Covid-19 dan prospek pelonggaran pembatasan pariwisata asing mendorong harapan kebangkitan ekonomi yang lebih kuat.
Perdana Menteri Fumio Kishida berjanji untuk meningkatkan anggaran pariwisata menjadi lebih dari 372 miliar rupiah per tahun. Pemerintah Jepang berharap dapat memperoleh keuntungan dari adanya penurunan yen ke level terendah sejak 24 tahun terakhir terhadap dolar.
Indeks Manajer Pembelian (PMI) Bank Japan Services terakhir naik ke penyesuaian musiman 52,2 dan kembali ke pertumbuhan yang stabil setelah mencatat kontraksi 49,5 pada bulan Agustus 2022. Angka tersebut sebagian besar sejalan dengan nilai flash sebesar 51,9 untuk bulan September.
Jepang akan melonggarkan kebijakan pembatasannya mulai Selasa pekan depan. Jepang juga akan menurunkan batas kedatangan harian di antara aturan lainnya, karena berharap penurunan tajam yen terhadap dolar dan mata uang utama lainnya akan membantu memikat wisatawan.
Melansir dari Reuters, ekonom senior di S&P Global Market Intelligence mengatakan “Pengumuman bahwa pembatasan pariwisata asing akan dicabut mulai Oktober akan membantu mendukung tingkat aktivitas ekonomi yang lebih besar di seluruh Jepang.”
Tekanan dari harga energi yang melonjak dan tingginya harga bahan baku, menjadikan banyak perhatian yang harus tercurahkan untuk tingkat pertumbuhan ekonomi dan sektor bisnis.