Penumpang Kereta Inggris-Prancis Keluhkan Biaya Tes Virus Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Sam Cabral, seorang ekspatriat Prancis yang tinggal di Inggris mengaku lega ketika ia turun dari kereta Eurostar dari kota London. Ia merupakan orang pertama yang melakukan kunjungan setelah larangan perjalanan yang diberlakukan karena khawatir akan penyebaran virus corona baru.

“Saya sangat bahagia berada di rumah dan sebenarnya saya akan .. pergi dan mengunjungi ibu dan ayah, mengenakan masker dan memeluk mereka,” kata Sam saat tiba di stasiun Gare du Nord di kota Paris, melansir Reuters, Kamis, 24 Desember 2020.

Sam kembali mengingat reaksinya ketika otoritas Prancis memberlakukan larangan perjalanan pada Minggu (20/12) malam waktu setempat. Larangan tersebut bisa saja memupuskan mimpi Sam menghabiskan malam Natal bersama keluarga dan membiarkannya terdampar di Negeri Ratu Elizabeth tanpa keluarga.

Ekspatriat Prancis lain yang tiba di kota Paris ialah Albert Khayat. Ia mengatakan betapa sulit mematuhi aturan baru. Bukan hanya itu, ia juga tak habis pikir dengan biaya tes yang harus dibayarkan.

“Skandalnya adalah … tes di Inggris, yang menelan biaya sebesar 160 Poundsterling (sekira 3 juta Rupiah) untuk setiap tes. Tidak semua orang memiliki kemewahan itu,” kata Khayat.

Prancis dan banyak negara lain di Eropa menghentikan lalu lintas penumpang dari Inggris karena wabah varian baru virus corona yang diidentifikasi oleh otoritas Inggris. Akan tetapi, lalu lintas mulai kembali melintasi Selat dari Inggris ke Prancis pada Rabu (23/12) setelah London dan Paris merundingkan kesepakatan.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, hanya kategori orang tertentu yang diizinkan melakukan perjalanan dari Inggris ke Prancis. Selain itu, mereka perlu membuktikan bahwa mereka telah dites negatif virus corona.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini