MATA INDONESIA, JAKARTA-Kabar terbaru datang dari tim peneliti Jepang yang menemukan virus corona bisa bertahan hidup di permukaan kulit manusia selama sembilan jam, sekitar lima kali lebih lama dari virus influenza.
Ahli epidemiologi dari Universitas Kedokteran Prefektur Kyoto, Ryohei Hirose, mengatakan virus corona yang terkena desinfektan terbuat dari alkohol atau etanol dengan konsentrasi yang sama bisa membunuh virus corona dalam 15 detik.
Temuan para peneliti ini dipublikasikan dalam jurnal sains di Amerika Serikat, “Penyakit Menular Secara Klinis” pada 3 Oktober lalu.
Dikutip dari laman Mainichi, menurut para peneliti ini, ketika virus corona dan influenza A diaplikasikan kepada kulit, virus corona bisa bertahan selama sembilan jam di permukaannya sedangkan jenis virus flu itu hanyabertahan 1,8 jam.
Kedua jenis virus itu tetap aktif sebelum akhirnya mati. Untuk memastikan percobaan itu tidak menyebabkan penularan, para peneliti memakai kulit dari orang yang jasadnya disumbangkan untuk autopsi medis.
Tim peneliti juga mengaplikasikan virus itu ke sejumlah permukaan benda seperti besi anti-karat, kaca tahan panas dan plastik. Virus corona ternyata masih aktif di permukaan benda-benda itu sekitar 58 sampai 85 jam, sedangkan virus influenza hanya bertahan sekitar enam sampai 11 jam. Dengan kata lain, secara umum virus corona bertahan lebih lama.
Para peneliti juga mengamati efektivitas ethanol ketika digunakan sebagai desinfektan berbahan alkohol. Mereka memakai ethanol dengan konsentrasi 80 persen, kadar yang sama dengan desinfektan berbahan alkohol yang biasa dijual di pasaran dan menemukan desinfektan itu bisa membinasakan virus corona dan influenza dalam waktu 15 detik.
“Jika virus ini masih aktif selama sembilan jam, maka sulit untuk menghindari penularan lewat sentuhan,” kata Hirose.
Sebelumnya para peneliti di Pusat Kesiapsiagaan Penyakit Australia (CSIRO) memperlihatkan virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 masih bisa menularkan penyakit itu selama 28 hari ketika berada di permukaan uang kertas, layar ponsel, dan permukaan pegangan pintu, tangga, serta permukaan kaca lainnya. Temuan ini membuktikan virus corona sanggup bertahan lebih lama dibanding yang dikira sebelumnya.
Virus corona diketahui menyebar lewat batuk, bersin, atau ketika orang berbicara. Tapi para ahli mengatakan virus corona juga bisa menyebar melalui partikel kecil di udara, begitu juga di permukaan seperti besi tahan karat dan plastik.
Dilansir dari laman the South China Morning Post, Senin 12 Oktober 2020, para peneliti menyebut virus itu cukup kuat bertahan dan masih bisa menularkan di ruangan dengan suhu kamar sekitar 20 derajat Celcius. Dibandingkan dengan virus flu yang hanya mampu bertahan selama 17 hari untuk kondisi yang sama.
Hasil penelitian laboratorium sebelumnya menemukan virus corona bisa bertahan selama dua-tiga hari di uang kertas dan kaca, atau bisa sampai enam hari di permukaan plastik dan besi.