MATA INDONESIA, JAKARTA – Natalius Pigai pernah menyatakan bahwa Gereja Injil di Indonesia (GIDI) merupakan agama resmi di bumi Papua. Bahkan pejabat pemerintahan mulai dari DPR sampai Gubernur Papua juga merupakan jemaat GIDI.
“Hampir semua pejabat tinggi di Papua, Gubernur, ketua DPRD, Bupati, banyak yang berasal dari gereja GIDI,” kata Mantan Komisioner HAM Natalius Pigai, dikutip dari Republika Online.
Melihat situasi ini GIDI bisa disebut sebagai agama resmi di Papua karena hampir seluruh tokoh penting di ujung timur Indonesia itu terafiliasi dengan GIDI.
Nama GIDI sendiri semakin eksis karena sempat tersiar pada saat terjadinya konflik di Tolikara 2015 silam antara umat Kristen dan umat Islam. Namun saat itu Gereja Injil di Indonesia wilayah Tolikara yang dituding melarang didirikannya melarang perayaan Idul Fitri di wilayahnya.
Tidak hanya melarang perayaan Idul Fitri namun GIDI Tolikara juga melarang didirikannya gereja lain di wilayah tersebut. Keputusan ini dilatarbelakangi oleh adanya upaya dari GIDI agar tidak terjadi fenomena rebutan jemaat dengan gereja lain.
Legitimasi atas pengaruh GIDI semakin kuat karena Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) hanya mewadahi gereja-gereja fundamentalis semacam ini. PGI tidak memiliki wewenang untuk mengatur aktivitas gereja tersebut.