Pengamat: Pendekatan Intens Bisa Rangkul Kelompok Separatis Papua Kembali ke NKRI

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pengamat intelijen, Stanislaus Riyanta menilai bahwa sudah banyak kelompok separatis seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pendekatan yang bersifat humanis ini ternyata juga terbukti efektif untuk merangkul kembali kelompok tersebut.

“Upaya untuk merangkul kelompol separatis supaya kembali ke NKRI terus dilakukan dan sudah banyak kelompok OPM yang bergabung kembali ke NKRI,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Selasa 27 April 2021.

Pengamat intelijen ini juga menilai bahwa pendekatan yang mengarah kepada peningkatan kualitas hidup masyarakat Papua bisa menjadi solusi efektif. Tujuannya agar mengurangi masyarakat yang bergabung dengan kelompok separatis Papua (KSP).

“Dengan pendekatan yang intens dan pembangunan untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat Papua diharapkan masyarakat yang bergabung dengan kelompok separatis semakin berkurang dan ruang propaganda dan provokasi dari kelompok separatis semakin menyempit,” kata Stanislaus.

Adapun, baru-baru ini Polda Papua menyebut bahwa ada lima anggota kelompok separatis Papua (KSP) di wilayah Angkaisera dan Distrik Yapen Timur yang menyatakan ikrar setia kepada NKRI.

Dalam kesempatan itu, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal menegaskan bahwa anggota tersebut menyerahkan empat pucuk senjata api rakitan dan 11 butir amunisi tajam jenis SS1.

“Di Kabupaten Kepulauan Yapen dua kelompok bersenjata inilah yang masih signifikan berkuasa,” kata Kamal.

Hingga saat ini, pihaknya masih berupaya melakukan pendekatan ke anggota KSP secara humanis dan kemanusiaan.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini