Pengamat: Jangan Biarkan Hoaks Terus Bertebaran di Papua

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menilai bahwa hoaks berbahaya bila tidak ditangani dengan cepat. Ia mengharapkan agar pemerintah bisa mencegah hoaks tersebar luas khususnya di Papua.

“Selama hoaks cepat dikonter oleh pemerintah maka pengaruh dapat direduksi tetapi jika tidak ada konter atau dibiarkan saja maka hoax bisa dianggap sebagai kebenaran,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Minggu 13 Juni 2021.

Hoaks yang bernuansa provokatif masih menjadi satu permasalahan yang terjadi di Papua. Maka, aparat keamanan khususnya Satgas Ops Nemangkawi terus bergerak untuk mengantisipasi hal tersebut.

Alhasil, pemilik akun facebook bernama Manuel Metemko atau Ketua I KNPB Wilayah Merauke harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia terbukti menyiarkan informasi yang tidak benar atau hoaks serta menebar provokasi dan ujaran kebencian.

“Saat ini Tim Satgas Siber telah membawa tersangka ke Polres Merauke untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan tentunya pemeriksaan Digital Forensik terhadap barang bukti yang diamankan,” kata Kasatgas Humas Ops Nemangkawi Kombes Pol Iqbal Alqudussy, Kamis 10 Juni 2021.

Ia juga menegaskan akan terus mengembangkan kasus ini dengan menyelidiki lebih dalam setiap postingan yang bernuansa provokatif.

“Janganlah membuat berita hoaks atau tidak benar, memprovokasi masyarakat dengan berita-berita kebencian yang berakibat permusuhan di bumi Papua, masyarakat ingin hidup damai,” kata Iqbal.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bupati Sleman Apresiasi Sebagai Sarana Menyatukan Warga

Mata Indonesia, Sleman - Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menghadiri Kirab Budaya dalam rangka Merti Desa ‘Mbah Bregas’ Kalurahan Margoagung, Seyegan yang digelar di Balai Ringin Ngino, Sabtu, (4/5). Pada kesempatan tersebut, Kustini juga turut melakukan prosesi penuangan 7 kendi air suci di Ringin Ngino Mbah Bregas.
- Advertisement -

Baca berita yang ini