Pengamat: JAD ke Papua supaya Pergerakannya Sulit Terdeteksi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta mengatakan bahwa pergerakan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) hingga ke wilayah timur Indonesia yaitu Papua, memiliki motif tertentu. Salah satunya adalah agar aparat keamanan kesulitan memetakan pergerakan kelompok teror tersebut.

“JAD sudah menyebar ke seluruh Indonesia, mereka ke Papua diduga karena pertimbangan teknis, yang tidak akan diperkirakan,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Rabu 2 Juni 2021.

Terlebih, dengan situasi dan kondisi di Merauke, Papua yang merupakan wilayah mayoritas non-muslim. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor kelompok teroris JAD memutuskan untuk bergerak menuju ke Papua.

“JAD berada di basis non-muslim, dan adanya target yang lebih terbuka seperti tempat ibadah atau gereja,” kata Stanislaus.

Meski demikian, ancaman dari para pelaku teror tersebut dapat dicegah oleh kepolisian melalui tim Detasemen Khusus Antiteror (Densus) 88. Hasilnya, 10 anggota terduga teroris yang diduga akan merencanakan bom bunuh diri di Merauke dapat diamankan.

Adapun, pada Juli 2021, Densus 88 telah menyatakan bahwa ada kelompok terduga teroris yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Papua, yaitu JAD. Kelompok tersebut dinilai sudah terdeteksi sejak tahun 2018.

Meski sudah terdeteksi selama dua tahun di Papua, JAD baru aktif selama setahun belakangan. Selain itu, Densus 88 juga melaporkan bahwa pernah ada upaya penindakan hukum terhadap kelompok tersebut ketika berencana melakukan aksi pengeboman di Polres Manokwari tahun 2018.

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini