Peneliti LIPI: Masalah Papua Kompleks Namun Bisa Diselesaikan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Dr Cahyo Pamungkas menegaskan bahwa masalah di Papua sejak dahulu sudah tergolong kompleks. Hal ini tidak lepas dari banyaknya aktor politik yang memiliki pengaruh kuat di Tanah Papua yakni meliputi gerakan sipil politik dan gerakan sipil politik bersenjata.

“Ada kelompok bersenjata, dari OPM 1965 kemudian misalnya koordinasi dan pembentukan TPNPB OPM 2006 ada Dewan Militer TPBNPB ada komando nasional.  Ini menunjukkan komplekstitas aktor politik di Papua,” kata Prof Dr Cahyo Pamungkas dalam Simposium Nasional bertajuk ‘Dialog Papua: Refleksi, Visi dan Aksi’ di Kanal Youtube HUMAS SIL dan SKSG UI, Senin 24 Mei 2021.

Maka, peneliti LIPI ini merekomendasikan dibukanya ruang dialog yang sifatnya inklusif. Hal ini bertujuan agar seluruh pihak yang dinilai memiliki kapabilitas bisa terlibat untuk menangani permasalahan yang terjadi di Papua.

“Pendekatan dialog harus dilakukan secara inklusif , secara komperhensif dengan membahas agenda bersama dan punya legitimasi yang kuat dari beberapa pihak,” kata Prof Dr Cahyo Pamungkas.

Selain itu, pemerintah juga terus mendukung pendekatan yang bersifat lunak di Papua. Wakil Presiden Ma’ruf Amin bahkan mengemukakan bahwa percepatan pembangunan di Papua dan Papua Barat lebih berfokus pada pendekatan kesejahteraan.

Ia tidak ingin masyarakat salah persepsi dan menganggap bahwa pembangunan di Papua dan Papua Barat lebih menekankan pada pendekatan keamanan.

“Supaya tidak ada salah persepsi seakan-akan penanganan Papua itu lebih pendekatan keamanan, padahal justru kita ingin pendekatannya adalah pendekatan kesejahteraan,” kata Ma’ruf.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Review Printer Epson L3210: Panduan Belanja Promo 11.11 Blibli

Promo 11.11 semakin dekat, dan ini saat yang tepat bagi kamu yang ingin mencari printer berkualitas dengan harga lebih...
- Advertisement -

Baca berita yang ini