MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah berkomitmen untuk melindungi warga Papua di tengah adanya potensi ancaman dari kelompok separatis dan teroris (KST) Papua. Ancamannya cukup serius karena kelompok ini berupaya memperluas daerah operasi mereka. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah hal tersebut yaitu dengan menerapkan hard approach dan soft approach.
Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menilai ancaman terusebut bisa diantisipasi dengan menerapkan dua model pendekatan yaitu dengan keamanan dan dialog.
“Kalau KST Papua sudah mengancam apalagi dengan aksi bersenjata tentu pemerintah wajib melindungi warga dan kedaulatannya. Tetapi jika masih bisa diajak dialog dan kembali ke NKRI itu lebih bagus,” kata Stanislaus Riyanta kepada Mata Indonesia News, Senin 10 Januari 2022.
Sejumlah upaya sudah dilakukan salah satunya dengan kehadiran Satgas Nemangkawi. Kontribusinya cukup signifikan karena berhasil mengembalikan 53 orang anggota KST Papua ke pangkuan NKRI. Maka tidak heran jika Mabes Polri memperpanjang Operasi Satgas Nemangkawi di Papua. Operasi ditambah 3 pekan ke depan.
“Benar bahwa Operasi Nemangkawi diperpanjang sampai tanggal 25 Januari 2022,” kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan.
Ramadhan juga menegaskan, ada sedikit perbedaan pada Operasi Nemangkawi kali ini. Terutama dalam hal bertindak dan target operasi di wilayah berbeda. Satgas akan difokuskan melakukan pendekatan kesejahteraan kepada masyarakat Papua. Sementara jenis upaya penegakkan hukum secara tegas akan dikurangi.