Penasehat Senior Papua Sebut Harus Ada Jalan Tengah untuk Menciptakan Kedamaian di Papua

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Penasehat senior masalah Papua Michael Manufandu menegaskan bahwa pemerintah harus mencari jalan tengah untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Papua. Ia menilai pendekatan lunak atau soft approach patut untuk dilakukan untuk menghasilkan suatu kesepakatan bersama.

“Kita harus cari jalan tengah untuk menciptakan ketentraman dan kedamaian di Papua,” kata Michael kepada Mata Indonesia News, Kamis 6 Mei 2021.

Michael juga mengingatkan supaya ada pendekatan humanis supaya proses penyelesaian masalah Papua sifatnya jangka panjang bukan jangka pendek.

“Maka kita harapkan masyarakat semua baik akademisi, actor politik bisa memberikan pemikiran yang konstruktif untuk mengatasi permasalahan di Papua,” kata Michael.

Hal serupa juga pernah dikemukakan oleh pengamat intelijen Stanislaus Riyanta. Ia menilai bahwa pendekatan lunak atau soft approach bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah di Papua.

“Pendekatan ke masyarakat dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat dari aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan dan bidang lain sangat perlu, supaya masyarakat merasakan kehadiran negara dan bisa menyadarkan niat kelompok separatis di Papua untuk tidak melakukan teror dan segera kembali ke NKRI,” kata Stanislaus.

Stanislaus tetap mengingatkan agar pendekatan soft approach juga diimbangi dengan hard approach untuk mengatasi aksi teror KSP di Papua.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini