MATA INDONESIA, NEW DELHI – Seorang pemuka agama Hindu yang dikenal karena retorika anti-Muslimnya mempimpin Partai Nasionalis Hindu, Bharatiya Janata dalam sebuah pemilihan umum di negara bagian terpadat India. Kemenangan dapat membuatnya menggantikan Perdana Menteri India, Narendra Modi.
Ialah Yogi Adityanath, pria berusia 49 tahun itu telah menimbulkan kontroversi sejak pengangkatannya yang mengejutkan tahun 2017 sebagai Kepala Menteri Uttar Pradesh, sebuah negara bagian di India utara yang berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa atau lebih dari seluruh populasi Brasil.
Sayangnya, pemerintah India tidak melakukan apa pun untuk meredam pandangannya. Keitka ia mencari masa jabatan kedua, Adityanath mendesak umat Hindu untuk mendukung partainya sambil bersikap kasar terhadap Muslim yang merupakan seperlima dari populasi negara bagian.
Berkat pidato dan proyeksinya yang berapi-api sebagai administrator yang tangguh dan tanpa basa-basi, popularitas anak didik garis keras PM Modi itu melonjak melampaui wilayah Uttar Pradesh.
“Dia dengan berani terbuka tentang politik dan ideologi Hindunya… Dia telah memproyeksikan dirinya sebagai pemimpin Hindu dan itulah yang membuatnya mendapat banyak suara dan suara,” kata jurnalis dan komentator politik, Sunita Aron.
“Ketika dia melakukan hujatan terhadap Muslim, dia menarik perhatian dan penonton,” sambung Sunita melansir France24.
Menjelang pemilihan yang akan digelar pekan ini, Adityanath mengatakan itu akan menjadi pertarungan antara 80 persen dan 20 persen, mengacu pada perpecahan demografis negara bagian mengenai agama.
Terlahir sebagai Ajay Singh Bisht, Adityanath berasal dari latar belakang yang sederhana. Ayahnya berprofesi sebagai penjaga hutan dan dia adalah salah satu dari tujuh bersaudara.
Saat belajar matematika di universitas, Adityanath menjadi aktivis di sayap mahasiswa Rashtriya Swayamsevak Sangh, sebuah organisasi Hindu sayap kanan yang dianggap sebagai sumber ideologis Partai Bharatiya Janata.
Setelah lulus, Adityanath menjadi pendeta di Kuil Gorakhnath, yang dikenal dengan tradisi supremasi Hindu yang kuat. Pada saat yang sama, ia terjun ke dunia politik dan terpilih menjadi anggota parlemen untuk pertama kalinya tahun 1998 dalam usia 26 tahun.
Dalam perjalanannya, Adityanath mendirikan pasukan pemuda main hakim sendiri bernama Hindu Yuva Vahini. Relawan dari kelompok itu secara teratur menyerang Muslim yang dituduh menyembelih sapi atau cinta jihad.
Adityanath juga memiliki beberapa kasus pidana. Pada 2007, ia menghabiskan 11 hari di penjara karena mencoba memicu ketegangan komunal. Dalam satu pidatonya dia bersumpah: “Jika mereka (Muslim) membunuh satu orang Hindu, maka kami akan membunuh 100 pria Muslim.”
Setelah mengambil kendali sebagai menteri utama tiga tahun kemudian, Adityanath mengumumkan pembatasan rumah jagal dan penggunaan pengeras suara untuk adzan, memicu suasana ketakutan dan intimidasi.
Laporan media India mengatakan lebih dari 100 tersangka penjahat – kebanyakan dari mereka Muslim atau Dalit kasta rendah, telah dibunuh secara ekstra-yudisial oleh polisi Uttar Pradesh di bawah pemerintahannya, tuduhan yang dibantah Adityanath.