MATA INDONESIA, JAKARTA-Kejahatan siber dewasa ini mulai menjadi perhatian banyak pihak. Salah satunya Pemerintah Provinsi Papua yang meluncurkan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) untuk mencegah kejahatan siber.
Peluncuran Papuaprov-CSIRT bertujuan untuk pengamanan data menjadi optimal dengan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM), tata kelola pengamanan informasi, pemutakhiran infrastruktur dan teknologi.
Sekda Papua, Ridwan Rumasukun mengatakan pembentukan Papuaprov-CSIRT ini merupakan hasil kerja sama antara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dengan Pemerintah Provinsi Papua dalam upaya mengamankan data dan informasi secara proaktif.
Terbentuknya Papuaprov-CSIRT kata dia merupakan indikator yang penting guna menjaga keamanan dari sistem tersebut. Ia berharap Papuaprov-CSIRT dapat mencegah dan meminimalisir terjadinya insiden siber dan meningkatkan keamanan data, informasi serta jaringan di Pemerintah Provinsi Papua.
“Keamanan siber merupakan indikator yang sangat menentukan dari pelaksana sistem teknologi informasi maupun penggunaan sistem,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Letnan Jendral TNI (purn) Hinsa Siburian mengatakan ancaman siber sudah semakin banyak seiring dengan berkembangnya teknologi digital. Untuk itu dibutuhkan tim guna mengantisipasi berbagai ancaman tersebut.
“Pemerintah daerah sudah menggunakan teknologi digitalisasi dalam menjalankan roda pemerintahannya. Tentu harus ada yang mengamankan dan memonitor apakah ada ancaman siber, seperti malware yang dapat mengganggu sistemnya. Hal ini yang menjadi tugas CSIRT,” ujar Hinsa.
Saat ini, kata Hinsa, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan semua pihak agar siaga menghadapi ancaman kejahatan siber, termasuk kejahatan penyalahgunaan data.
“Data saat ini sudah menjadi jenis kekayaan baru bangsa. Jadi kita harus tanggap terhadap kejahatan siber. Harapannya CSIRT ini juga terbentuk di kabupaten dan kota di Papua, tidak hanya di Pemerintah Provinsi saja,” katanya.
