MINEWS, JAKARTA-Pemkot Bogor terus melakukan inovasi untuk mengurai kemacetan yang ada di wilayahnya. Salah satunya bakal menghadirkan konsep moda transportasi berbasis rel yaitu trem, sebagai angkutan feeder dari LRT. Transportasi berbasis rel ini dibutuhkan karena mobilitas jalanan di Bogor sudah padat.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan, berdasarkan kajian sementara, akan ada delapan stasiun trem mengelilingi pusat kota. Menurutnya, moda transportasi ini akan menghubungkan Terminal Baranangsiang, stasiun akhir LRT, Stasiun Paledang, hingga Stasiun Bogor.
Delapan stasiun itu adalah Lawang Suryakencana, Mall BTM, Jalan Paledang, Alun-alun Bogor, Jalan Pengadilan, Lapangan Sempur, Mall Lippo Keboen Raya, dan Mall Botani Square.
Menurutnya, sebelum mengerucut ke moda transportasi berupa trem, Pemkot Bogor sempat mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) agar rute LRT bisa mengelilingi Kebun Raya Bogor sebelum berakhir di Stasiun Baranangsiang. Hanya, opsi tersebut dimentahkan dengan alasan memerlukan biaya yang relatif mahal.
“Kemudian ada pilihan kedua, yaitu transportasi berupa monorel. Tapi itu pun masih terlalu mahal, kemudian trem pilihan yang paling ideal,” ujarnya.
Dedie berharap ketika Bogor memiliki beberapa jenis moda transportasi berbasis rel akan memecah kepadatan di pusat kota. Pasalnya, kini mobilitas masyarakat dari Bogor ke Jakarta terpusat di Stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) Bogor.
Diberitakan sebelumnya, BPTJ bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor resmi menetapkan wilayah Baranangsiang, Kota Bogor, sebagai stasiun akhir LRT. Kepala BPTJ, Bambang Prihartono menyebutkan pemilihan lokasi di area yang kini difungsikan sebagai terminal bus itu karena tempat tersebut akan dijadikan Transit Oriented Development (TOD) oleh Pemkot Bogor.