Pemkab Sleman Sukses Turunkan Angka Stunting

Baca Juga

Mata Indonesia, Sleman – Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo memberikan arahan dalam evaluasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tahap III di Kantor Kapanewon Seyegan pada Selasa (8/8).

Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa yang juga selaku ketua TPPS, hadir mendampingi dan menyampaikan paparan kepada peserta.

Panewu Kapanewon Seyegan, Samino, menyampaikan laporan terkait data anak stunting di wilayahnya. Diakui Samino, Seyegan menjadi salah satu Kapanewon dengan angka stunting tinggi di Kabupaten Sleman.

Berdasarkan data terakhir yang dihimpun Samino, terdapat 155 anak stunting di kawasan Seyegan.

Di sisi lain, Samino menyampaikan Kapanewon Seyegan mengalami penurunan angka Stunting dalam tiga tahun terakhir.

Tercatat pada tahun 2021 data stunting di Seyegan berada pada angka 8,1%, pada tahun 2022 sebesar 7,5% dan pada tahun 2023 kembali mengalami penurunan hingga tercatat diangka 6,9%.

Sebagai upaya lain dalam penurunan stunting, Kapanewon Seyegan juga mencoba memetakan data stunting berdasarkan kondisi ekonomi keluraga.

Hal ini dilakukan untuk menentukan pendekatan yang tepat dalam mengentaskan stunting.


Selain itu Samino menuturkan, pamong Kapanewon Seyegan juga merintis Gerakan Jumat Berkah Bantu Stunting.

“Gerakan ini kami mulai dari lingkup Kapanewon Seyegan terlebih dulu. Hal ini diwujudkan dalam bentuk infaq. Dan berdasarkan laporan pada hari Jumat lalu, upaya ini menghasilkan dana Rp 1.700.000. Nantinya, hasil gerakan ini akan dimanfaatkan untuk membantu anak stunting khususnya dari kekuarga kurang mampu,” papar Samino.

Ketua TPPS Kabupaten Sleman, Danang Maharsa, menyampaikan apresiasi terhadap keberhasilan Kapanewon Seyegan dalam menurunkan angka stunting dalam tiga tahun terakhir. Meski begitu, Danang tetap mendorong Kapanewon Seyegan untuk terus berinovasi dalam mencegah stunting.

Danang mengingatkan, stunting tak selalu berkaitan dengan kemiskinan, sebab masih ada keluarga dengan ekonomi baik yang masuk dalam kategori keluarga stunting. Sehingga, Danang mengajak peserta evaluasi untuk juga memberikan perhatian terhadap kesehatan keluarga.

Dengan pola asuh keluarga yang sehat, pemenuhan gizi yang cukup, dan pemahaman dalam mendidik anak, akan lahir pula anak yang sehat dan sejahtera.

“Mari kita tingkatkan kesadaran dan pemahaman orangtua terhadap kesehatan anak. Silakan memanfaatkan fasilitas kesehatan di puskesmas terdekat, dengan begitu stunting dapat dicegah sedini mungkin,” jelas Danang.

Dalam kesempatan itu, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menegaskan bahwa program penanganan stunting perlu ditangani dengan serius. Untuk mensukseskannya, diperlukan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, baik pihak TNI, Polri, hingga para kader. Sehingga Bupati mengajak seluruh peserta untuk berkomitmen dalam menekan angka stunting di Kabupaten Sleman.

Kustini menambahkan, Pemerintah Kabupaten Sleman juga telah menerima intensif fiskal dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri sebesar Rp 10,02 Miliyar. Pemanfaatan intensif tersebut salah satunya akan diarahkan dalam upaya penurunan angka stunting.

Bupati mengimbau, agar para kader turut mensosialisasikan pentingnya pencegahan stunting sejak dini. Hal ini termasuk dengan melakukan pengawasan kesehatan kepada remaja putri dan calon pengantin.

Bupati menyampaikan, upaya untuk memutus rantai stunting tak hanya dilakukan dengan perbaikan gizi anak, namun juga dengan memastikan kesehatan calon orang tua dalam keadaan baik.

“Monggo bapak ibu untuk memastikan remaja putri kita sebagai calon ibu dapat terpenuhi gizinya dengan baik. Begitu juga dengan para calon pengantin yang harus dipastikan sudah memenuhi persyaratan untuk menikah, termasuk dengan kesiapan fisik maupun mentalnya. Dengn usaha ini semoga angka stunting di Kabupaten Sleman dapat terus kita tekan,” jelas Bupati.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini