Mata Indonesia, Gunungkidul – Tingginya harga gula menjelang akhir 2023 ini langsung diantisipasi oleh Pemkab Gunungkidul. Pihaknya menambah stok gula sebesar 3,2 ton yang nantinya akan disalurkan dalam program pasar murah di pekan ini.
Gula pasir tersebut akan didistribusikan mulai 19-22 November 2023. Harapannya harga tersebut bisa menjadi stabil dengan pasar murah yang digelar.
Kabid Perdagangan, Disdag Gunungkidul, Asar Jajang Riyanti menyebutkan bahwa kenaikan harga komoditas lain ikut mempengaruhi naiknya harga gula pasir.
Kenaikan harga ini ikut memberikan Badan Ketahanan Pangan Nasional untuk mengubah harga eceran tertinggi (HET) dari awalnya Rp14.500 menjadi Rp16.000 per kilogram. Harga acuan penjualan memang sudah diubah, tetapi pasaran harganya masih di atas ketentuan HET. Sehingga Pemkab tetap memberikan harga yang terendah.
Asar mengatakan bahwa tak hanya gula pasir, namun komoditas beras, minyak dan tepung juga akan disediakan pada program pasar murah tersebut.
“Jadi tak hanya gula pasir, minyak, beras dan tepung juga tersedia,” ujar Asar, Kamis, 23 November 2023.
Nantinya pasar murah akan dihelat di halaman Masjid Al Ikhlas, Semin. Selanjutnya di Balai Kalurahan Kepek, Padukuhan Jeruksari dan di kantor Kalurahan Karangwuni.
Setiap lokasi akan dialokasikan gula pasir seberat 800 kilogram. Jumlah totalnya mencapai 3,2 ton.
“Subsidi Pemkab Gunungkidul tetap dipatok (dengan harga) Rp14.500 kilogram,” ujar dia.
Nantinya, stok gula yang disiapkan dibatasi oleh Pemkab. Sehingga warga yang akan membeli gula dibatasi 2-5 kilogram saja.
“Nanti kita batasi 2-5 kilogram. Sehingga semuanya akan diberi secara merata,” kata dia.
Disdag Gunungkidul juga terus melakukan pemantauan harga di pasaran. Pihaknya memang tak bisa menyangkal adanya kenaikan harga untuk komoditas gula.
“Pantauan kita mencapai Rp17 ribu per kilogram. Ini sudah naik hingga 3 pekan belakangan,” terang dia.
Terpisah, Kasi Distribusi Bidang Perdagangan, Disdag Gunungkidul, Retno Utami mengungkapkan bahwa penyebab naiknya harga gula ini menyusul musim giling yang belum berjalan.