MATA INDONESIA, JAKARTA – Dalam dua minggu mendatang belum ada daerah mana pun di Indonesia yang akan dilonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) -nya sampai protokol kesehatan “new normal” selesai disusun pemerintah.
Menko Perekonomian menyampaikan hal tersebut seusai mengikuti rapat terbatas (ratas) dengan tema “Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19” yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui konferensi virtual.
Pelonggaran itu nantinya akan berdasarkan R0 atau reproduction number. Itu adalah jumlah ekspektasi dari kasus kedua yang dihasilkan satu penderita dengan kemampuan menularkan penyakit pada saat suatu penyakit masuk dalam sebuah populasi sehat selama masa infeksi.
“Berdasarkan perhitungan R0 ini akan dihitung transmisi infeksi berdasarkan waktu, DKI sudah menggunakan formulasi ini dan formulasi ini akan disiapkan Bappenas, kalau R0 lebih besar dari 1 berarti infection rate relatif tinggi, kalau kurang dari 1 sudah bisa dibuka untuk normal baru,” ujar Airlangga Hartarto menjelaskan, Senin 18 Mei 2020.
Misalnya kasus Covid19 di suatu daerah yang memiliki R0 = 2, artinya 1 orang yang terkena Covid19 berpotensi menularkan virus ke 2 orang sehat lainnya. Dengan R0=2, jumlah orang yang terkena Covid19 setelah 8 putaran jawabannya adalah akan ada 256 orang positif Covid19 dan setelah 10 putaran, jumlah tersebut menjadi 2.048 orang.
Maka akan dikembangkan sistem scoring dari sisi epidemiologi, kesiapan daerah maupun kesiapan kelembagaan.
Dalam beberapa hari ini pemerintah menyiapkan scoring yang dilakukan baik berdasarkan perhitungan epidemiologi berbasis R0 maupun kesiapan daerah-daerah.
Kesiapan itu berkaitan dengan perkembangan penyakit, pengawasan virus, kapasitas kesehatan, kesiapan sektor publik di masing-masing kementerian dan lembaga, tingkat kedisiplinan masyarakat, maupun respon publik mengenai bagaimana cara untuk bekerja atau cara bersosialisasi di kondisi normal baru.